Bandung, Bewarajabar.com — Wali Kota Bandung, Oded M. Danial mengakui bahwa pandemi Covid-19 berdampak besar pada pembangunan di Kota Bandung. Namun, ia memastikan bakal berupaya keras agar sejumlah program kembali terlaksana pada 2021.
Wali kota tidak memungkiri jika dampak dari Covid-19 ini belum sepenuhnya kembali normal. Terlebih, sektor perekonomian belum mampu memberikan Pendapatan Asli Daerah (PAD) seperti sebelumnya.
“Sejak ada Covid-19 ekonomi belum pulih, PAD juga potensinya masih berat. Menyesuaikan dengan anggaran, tapi tetap tak ada rotan akar pun jadi,” ucap wali kota di Hotel Santika, Jalan Sumatera, Kamis (7 Januari 2021).
Wali kota menegaskan bahwa tidak akan tinggal diam meski PAD Kota Bandung masih belum mampu mencukupi untuk mendanai pembangunan. Ia akan menggali berbagai potensi, di antaranya melalui bantuan dari pemerintah pusat.
Terlebih, sebelumnya wali kota juga telah berkoordinasi dengan pemerintah pusat dan meloloskan pembangunan infratruktur di Kota Baandung masuk dalam Program Strategis Nasional (PSN). Total anggaran yang sudah disetujui oleh presiden untuk pembangunan infrastruktur di Kota Bandung mencapai Rp44 triliun.
Selain itu, wali kota juga ingin berkonsentrasi membenahi masalah banjir dan sampah yang juga ikut terhambat karena pandemi Covid-19. Ia mengungkapkan, program penanganan sampah dan banjir merupakan program jangka panjang, sehingga konsistensinya harus dijaga agar bisa memberikan output yang positif.
“Kalau kolam retensi, biopori itu masih panjang. Masih banyak kebutuhannya, mungkin zaman saya tiga tahun lagi juga belum tentu beres,” ungkapnya.
Sedangkan program Kurangi Pisahkan dan Manfaatkan (Kang Pisman), wali kota menyatakan gerakan ini harus terus berlangsung. Sebab pengelolaan sampah yang sudah baik tidak hanya menjadi solusi masalah sampah, namun sekaligus berdampak pada penanganan banjir.
Sebab, lanjutnya, banjir yang kerap terjadi di Kota Bandung tidak terlepas dari keberadaan sampah di saluran air. Sehingga, menghambat aliran yang menyebabkan air sampai meluap.
“Kemarin itu harusnya PIPPK dan program Kang Pisman bisa berjalan. Namun karena refocusing jadi tertunda juga,” akunya.