Bandung, Bewara Jabar -Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kota Bandung per 1 Desember 2023, pengendalian inflasi Kota Bandung pada November 2023 berdampak signifikan terhadap beberapa sektor, seperti berkurangnya angka kemiskinan dan pengangguran terbuka.
Data inflasi month to month Kota Bandung terhadap Oktober 2023 sebesar 0,22 persen. Angka ini lebih kecil jika dibandingkan dengan inflasi Jawa Barat sebesar 0,36 persen dan nasional sebesar 0,38 persen.
Pada inflasi month to month, lima komoditas pasar yang andil terhadap inflasi di antaranya cabai rawit, cabai merah, bawang merah, telur ayam ras, dan beras.
Sedangkan inflasi year on year (YoY) terhadap November 2022 sejumlah 2,36 persen. Angka ini berada di bawah inflasi year on year (YoY) Jawa Barat sebesar 2,85 persen dan nasional sebesar 2,86 persen.
Komoditas yang ikut andil dalam inflasi YoY antara lain beras, rokok kretek filter, cabai merah, sewa rumah, dan emas perhiasan.
Pengendalian inflasi ini menjadikan posisi inflasi Kota Bandung month to month merupakan terendah kedua di Jawa Barat setelah Kota Cirebon, serta menjadi terendah secara year on year dan year to date se-Jawa Barat.
Membaiknya kondisi perekonomian Kota Bandung juga mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 1,2 juta orang, sehingga pengangguran berkurang sekitar 20,7 ribu orang.
Pertumbuhan ekonomi juga mendorong penciptaan lapangan kerja yang berdampak pada penurunan tingkat pengangguran terbuka di Kota Bandung.
Sebanyak 24,95 persen status pekerjaan utama penduduk Kota Bandung pada Agustus adalah wirausaha mandiri. Ini merupakan pekerjaan kedua terbanyak setelah buruh/karyawan/pegawai sebesar 56 persen.
Persentase penduduk miskin di Kota Bandung pun menurun. Pada Maret 2023 tercatat sebanyak 102.000 orang atau 3,96 persen penduduk miskin di Kota Bandung. Ini menurun dari Maret 2022 yang sebelumnya berjumlah 109.000 orang atau 4,25 persen penduduk miskin di Kota Bandung.