Pemerintah Kota Bandung memastikan persediaan bahan pangan aman untuk menyambut hari Natal 2019 dan Tahun Baru 2020. Pasalnya permintaan dari masyarakat diprediksi akan meningkat sebanyak 50 hingga 100 persen dibandingkan hari biasa. Wali Kota Bandung, Oded M Danial meninjau langsung ketersediaan bahan pangan salah satunya di Pasar Kosambi Jalan Ahmad Yani, Senin (16/12/19). Wali Kota menjelaskan, hingga kini persediaan bahan pangan yang ada di pedagang masih aman dan terkendali.*
BANDUNG, bewarajabar.com — Menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HKBN) dan tahun baru, Wali Kota Bandung, Oded M Danial memantau harga dan stok pangan di Pasar Kosambi, Jalan Ahmad Yani, Senin (16/12/2019) pagi. Hasilnya, stok dan harga kebutuhan pokok di Kota Bandung relatif stabil. Saat pemantauan, Oded didampingi dinas terkait seperti Dinas Pangan dan Pertanian (Dispangtan), Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin), Satgas Pangan dan PD. Pasar.
Saat pemantauan, Oded sempat berdialog dengan beberapa pedagang sayuran, daging dan kebutuhan pokok lainnya.
“Dari sisi suplai, ternyata aman sampai akhir tahun ini. Sedangkan dari sisi harga juga masih relatif stabil. Komiditas yang naik itu seperti telur itu dari Rp24.000 menjadi Rp26.500. Namun ini masih batas toleransi. Mudah-mudahan tidak naik,” ujarnya.
“Ini masih aman saja. Nanti kita lihat ke depan perkembangannya. Klau melonjak kita siapkan langkah-langkah mengatasinya,” imbuh Oded.
Oded mengimbau kepada para pemasok agar menjual komoditas dengan harga sewajarnya.
“Imbauan kepada pemasok jangan sekali-kali memainkan harga. Harus wajar dan normal saja kalau mengambil keuntungan,” tegasnya.
Sedangkan bagi para konsumen, Oded mengimbau agar berkehidupan sederhana. Mengonsumsi makanan dengan wajar dan sesuai kebutuhan.
“Hidup sederhana itu lebih mulia daripada kemewahan,” pesannya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pangan dan Pertanian Kota Bandung, Gin Gin Ginanjar juga memastikan, harga dan stok pangan di Kota Bandung relatif aman.
“Dari pasokan sampai harga itu stabil, walaupun naik turun masih dalam rangka relatif aman,” katanya.
Menurut Gin Gin, kenaikan harga cukup tinggi hanya terjadi pada telur ayam. Yaitu dari Rp24.000 menjadi di kisaran Rp27.000.
“Kalau naik sekitar Rp2.000-Rp 3.000 masih wajar. Namun tidak semua komoditas melonjak. Jadi tidak terlalu khwatir. Antara pasokan dengan permintaan masih normal. Semoga bertahan hingga akhir tahun,” jelas Gin Gin.
“Kalau harga melonjak, ada Tim Pemantau Inflasi Daerah (TPID) dan SKPD terkait. Mekanisme itu sudah biasa. Kalau ada lonjakan harga, Bulog juga akan melaksanakan operasi pasar,” tuturnya.