“Sedang yang lain adalah Bandung Sosial Box (BSB) yang ditempatkan di kelurahan, berguna sabagai perangkat komunikasi 2 arah (V.Call) antara wali kota dan warganya. Fungsi lainnya antara lain sebagai sebagai food bank automatic untuk penyaluran beras bantuan sosial warga pra sejahtera,” paparnya.
Ujang menjelaskan, dalam implementasi IOT di Kota Bandung, hal yang sulit adalah membangun platform dan perlu waktu. Akan ada 2 platform, yakni papatong.id dan papatong.net yang digunakan dalam bagian dari proyek pembangunan IoT..
Kedua platform itu harus sudah dapat terhubung dengan sistem di Kota Bandung dan bisa beroperasi dengan berbagai mode jaringan, seperti GSM, lora, satelit, serta sudah dirancang sejak awal untuk mendukung jaringan 5G.
“Jadi platform papatong.id dan papatong.net itu kami sebut cross platform (lintas platform). Karena bisa digunakan sesuai kebutuhan jaringan dengan sistem kerja digital monitoring, analitik, treceability (pelacakan), dan dokumentasi,” ujar lelaki yang akrab disapa Uko ini.
BEEC sebagai komunitas independen dengan berbagai potensi keahlian anggotanya termasuk tim IoT ini, mencoba ikut ambil bagian membantu pengembangan kota ini menjadi kota pintar yang sesungguhnya.
“Sedangkan 17 program implementasi IoT ini, pendanaannya kami lakukan secara mandiri tanpa dana dari APBD. Ini masih berbentuk pilot project selama 1—3 bulan,” tuturnya.