Bandung, bewarajabar.com . Kepala Bidang Pemolaan dan Pemanfaatan Kawasan Hutan, Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat, Budi Mulia, berkolaborasi dengan Perhutani Unit III Devisi Regional Jabar – Banten melalui Cucu Suparman serta Yudi Kusmayadi Akademisi UNWIN. Menyampaikan Pengelolaan Hutan di Jawa Barat saat ini diharap mampu menunjang Kesejahteraan bagi Masyarakat yang mendukung Devisa Wilayah atau Negara. Tegas para narasumber menyampaikan pada media , di lobi Museum Gedung Sate Bandung. ( 16 / 8/ 2019 ).
Lewat paparannya disampaikan Budi Mulia, terkait Definisi Hutan sebagai suatu kesatuan ekosistem merupakan bahan dahan berisi sumberdaya alam dihayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam tidak dapat dipisahkan . Saat ini provinsi jabar memiliki luas daratan sekitar 3,707, 317,11 Ha, dengan sumberdaya hutan seluas 816, 603. Ha. Dengan kekayaan yang berfungsi sebagai hutan produksi, hutan lindung serta hutan kontroversi. Sesuai Amanah Undang undang nomor 4 tahun 1999 tentang Kehutanan, tentunya harus dijadikan modal pembangunan yang bermanfaat bagi kehidupan dan penghidupan masyarakat, disamping menjadi Devisa negara atau Wilayah tentunya berfungsi dalam penyerapan tenaga kerja, pelestarian lingkungan hidup serta mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitarnya, ujar Budi.
Peran Perhutani yang mengelola Hutan Negara dengan biaya sendiri, sangat berkontribusi dalam Hutan Produksi dan Hutan Lindung. Bahkan disampaikan Cucu Suparman dari Perhutani, saat ini dari 14 Hutan yang ada di Jabar, baru dua Hutan yang sudah bersertifikat dari Luar Negeri yaitu dari Afrika Selatan, tepatnya untuk Banten dan Tasik, kata Cucu. Disamping mengelola Hutan yang berpotensi kayu untuk Produksi, saat ini juga Perhutani berpotensi besar dibidang Devisa Regional yaitu mengelola Hutan Wisata. Saat ini Hutan Wisata yang dikelola Provinsi Jawa Barat, salah satunya Taman Hutan Raya Ir. H. Djuanda Dago. Adapun yang non kayu yang dihasilkan Perhutani diantaranya, Madu, Pinus, Jamur Kayu. Kopi dan masih banyak lagi. Tegasnya.
Sebagai strategi pendukung kawasan budidaya perlindungan, dijelaskan juga oleh Yudi dari Akademi Unwim, pemerintah terus peduli pada masyarakat dan lingkungan dengan mengedepankan Good Govermant tidak ada yang terbuang di jaman moderen ini, dari potensi dan Kehutanan walaupun menghasilkan kayu, Bumbu dan sejenisnya, tapi tidak akan ada limbah hasil hutan, melalui penguatan pendampingan secara teknologi limbah kayu atau sisa penggergajian bisa diolah dengan Good Pelet salah satunya bisa dipakai untuk bahan bakar, kata Yudi. ( Farida) .