Bewarajabar.com – Dari beberapa versi sinopsis mengenai Filem 3600 Detik, tentunya menimbulkan sebuah analisis dari film garapan sutradara Nayato Fio Nuala ini.
Dalam alur ceritanya dapat disimpulkan perubahan adalah hal yang lumrah terjadi dalam kehidupan.
Hanya ada 2 kemungkinan, perubahan mampu membawa ke arah yang lebih baik atau sebaliknya lebih buruk, tergantung bagaimana penerapannya.
Jika dianalisis kembali lebih dalam cerita mengenai film ini menimbulkan 2 kondisi eksternal dan kondisi internal terhadap kepribadian Sandra.
Berikut analisis kondisi ekternal dalam film ini:
Sandra adalah putri dari pasangan yang tidak harmonis, ayahnya menceraikan ibunya dan pindah ke luar negeri.
Sedangkan ibunya sangat sibuk dengan pekerjaannya sebagai direktur di sebuah perusahan.
Sehingga Sandra kurang perhatian dari kedua orang tuanya, hal itu membuat Sandra menjadi anak yang nakal.
Sandra pergi ke diskotik setiap malam, membolos sekolah, dan menghamburkan – menghamburkan uang.
Sandra adalah anak yang mengalami broken home, hingga menyebabkan penurunan prestasi diikuti penurunan nilai moralnya.
Semenjak broken home Sandra berpenampilan yang tidak mencerminkan seorang pelajar, seperti berambut merah, tindikan disutradara Nayato Fio Nuala hidung, baju ketat, berpenampilan berantakan dan tidak sopan terhadap yang lebih tua termasuk orang tuanya sendiri.
Sandra mendapat dukungan dari luar/eksternal dalam proses belajarnya. Sandra mendapat dukungan dari guru dan Leon salah satu teman/ sahabat yang sangat dekat dengannya.
Sandra memiliki guru yang sangat baik dan bertanggung jawab.
Gurunya pun tidak ingin mengeluarkan Sandra dari sekolah walaupun Sandra sering melanggar peraturan hingga Sandra berubah menjadi lebih baik.
Leon seorang sahabat Sandra pun ikut serta dalam proses belajar dan perubahan tingkah laku Sandra. Leon menjadi guru privat Sandra hingga prestasinya meningkat dan perilakunya lebih baik.
Sedangkan Kondisi Internal yang di alami sandra sebagai berikut:
Kondisi internal tidak banyak berpengaruh dalam teori Behaviorisme. Semenjak bertemu dengan Leon sahabatnya, Sandra lebih termotivasi dan berminat untuk belajar.
Sandra termotivasi secara ekstrinsik, karena motivasi tersebut datang dari Leon dan pengaruh terhadap kemauannya untuk belajar.
Sandra merasa ada orang yang memperhatikannya sejak bertemu Leon, sementara ibu Sandra sibuk dengan pekerjaannya sendiri.
Itu mendorongnya secara Internal untuk melakukan proses belajar, baik akademik maupun moral.
Kondisi fisik dan kecerdasannya pun cukup baik sehingga tidak sulit bagi Sandra untuk memperoleh hasil belajar yang baik.