BANDUNG, BEWARAJABAR.COM — Program pengelolaan sampah menggunakan konsep Kang Pisman (Kurangi, Pisahkan, Manfaatkan) yang diterapkan Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung, mulai melibatkan dai atau penceramah agama. Para dai mempunyai peran besar menjadikan Kang Pisman sebagai budaya baru dalam mengelola sampah menuju Zero Waste City.
Melibatkan para dai dalam penyebaran Kang Pisman, Pemkot Bandung melalui Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) melakukan sosialisasi Kang Pisman kepada para dai di Kota Bandung. Kegiatan yang diikuti 120 dai ini, dilaksanakan di Prime Park Hotel Bandung, Minggu (27/10/2019).
Kegiatan dibuka oleh Wali Kota Bandung, Oded M. Danial. Dalam sambutannya, Oded mengatakan, para dai yang mendukung Kang Pisman berarti mendorong implementasi konsep kebersihan menurut Islam.
“Jika gerakan Kang Pisman ini massif, insyaallah Kota Bandung yang terbebas dari sampah bisa segera terwujud,” ujar Oded.
Sementara itu, Kepala DLHK Kota Bandung, Kamalia Purbani mengatakan, para dai peserta sosialisasi berasal dari enam kelurahan di eks wilayah Cibeunying, yaitu Kelurahan Cibeunying Kaler, Cibeunying Kidul, Coblong, Cidadap, Bandung Wetan, dan Kelurahan Sumur Bandung. Nantinya, DLHK akan memberikan pelatihan kepada para penceramah di wilayah lain secara bergiliran.
Kamalia mengatakan, kegiatan ini bertujuan untuk mengintensifkan gerakan Kangpisman melalui nilai-nilai agama, khususnya agama Islam. “Para dai ini yang paling dekat dengan masyarakat, sehingga diharapkan bisa menyampaikan nilai-nilai kangpisman juga dengan keteladanan,” tuturnya.
Para dai diharapkan bisa menularkan pengetahuan tentang Kang Pisman kepada penceramah agama lainnya. Dengan melibatkan pemuka agama, Kamalia ingin mereka membentuk komunitas untuk sama-sama mendukung Kang Pisman.
“Selain menjadi trainer, diharapkan mereka mereka membentuk korps dai Kang Pisman. Korps ini yang terus mempromosikan Kang Pisman sehingga menjadi budaya dan bisa melahirkan peradaban baru,” katanya.*