Bandung, BewaraJabar — Ribuan warga Kota Bandung mengikuti “Doa Bersama Mengetuk Pintu Langit” secara virtual melalui Zoom Meeting, Live Youtube, MQTV, dan Inspira TV pada Jumat 13 Agustus 2021.
Doa Bersama dipimpin oleh Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Bandung, Prof KH Miftah Faridl.
Kegiatan tersebut merupakan awal dari bagian “Gerakan Bandung Merdeka Dari Covid-19”, sebuah gerakan yang diinisiasi oleh masyarakat Kota Bandung untuk turut serta dalam penanganan pandemi Covid-19.
Pada kegiatan doa bersama, diisi oleh seruan dan tausiyah dari para ulama, tokoh agama, dan perwakilan ormas Islam.
Semua mengajak untuk bergabung dalam “Gerakan Bandung Merdeka Dari Covid-19” serta melakukan 8M (protokol kesehatan 5M ditambah 3M, yakni Mau divaksin, Membantu sesama, dan Memperkuat doa).
Seruan dan tausiyah tersebut diisi oleh Ust Oded M. Danial, Ust Tedy Rusmawan, Prof KH Miftah Faridl, KH Athian Ali, KH Abdullah Gymnastiar, Ust Budi Prayitno, dan Ust Dedi Hariadi.
Ada juga dari MUI Kota Bandung, Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kota Bandung, Muhammadiyah Kota Bandung, Al Irsyad Kota Bandung, Persatuan Umat Islam (PUI) Kota Bandung, dan Dewan Dakwah Islam Indonesia Kota Bandung.
Pemrakarsa Gerakan Bandung Merdeka Dari Covid-19, Prof. Dr Asep Warlan Yusuf mengatakan, acara doa bersama ini merupakan upaya nyata seluruh komponen masyarakat Kota Bandung menjalankan an menggerakkan perilaku 5M ditambah 3M.
“Kami dari tim inisiator menambahkan 3M, yaitu Mau divaksin, Membantu sesama, dan Memperkuat dengan doa. Inilah yang menjadi esensi atau hakikat pertemuan (secara virtual) ini,” katanya.
“Mudah-mudahan 5M+3M ini bisa masif, konsisten, dan terus menerus oleh warga Kota Bandung khususnya,” harapnya.
Ia berharap masyarakat harus turut serta dalam upaya agar Kota Bandung bisa merdeka atau terbebas dari pandemi Covid-19.
“Sebagian masyarakat kita sedang dilanda kejenuhan, kelelahan, kekecewaan menghadapi pandemi Covid-19. Bahkan ada juga yang saling menyalahkan satu sama lain. Berdebat tentang berbagai hal yang justru menimbulkan kebingungan bagi masyarakat awam,” ucapnya.
“Namun, satu hal yang perlu kita garis bawahi. Semua warga masyarakat bersama Pemerintah, semuanya memiliki harapan, keinginan, dan kehendak bersama. Yaitu segera menjalani kehidupan yang normal,” lanjutnya.
Menurut Asep, langkah-langkah penanganan Covid-19 oleh Pemerintah Kota Bandung sudah baik. Namun tidak cukup hanya oleh pemerintah saja, terpenting membangun dan memperkuat kebersamaan dalam membentuk kesadaran.
“Ini perlu menjadi sebuah penyemangat, yaitu Tahun Baru hijriah 1 Muharram 1443, Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, dan Hari Jadi Kota Bandung yang benar-benar menjadi landasan nilai dan spirit bahwa Bandung merupakan Kota Perjuangan,” ungkapnya.
“Melalui doa bersama yang kita lakukan ini secara ikhlas dan sungguh-sungguh untuk mengetuk pintu langit yang kita yakini akan mempercepat datangnya pertolongan kepada Allah SWT, serta dalam kaitan ini kita menyertai ikhtiar lainnya,” lanjutnya.
Selain itu, dalam kegiatan ini juga menyerukan kepada warga Kota Bandung agar tetap semangat dan optimis agar terus berikhtiar, berjuang melawan Covid-19 dengan 8M.
Mengajak untuk meningkatkan kepedulian dan solidaritas sesama warga dengan cara memberi bantuan kepada yang membutuhkan.
“Gerakan bersama ini dilandasi oleh prinsip-prinsip perjuangan yaitu harus lurus dengan niat karena Allah SWT, harus benar caranya sesuai dengan perundang-undangan dan etika yang ada, harus kuat dalam ikatan kebersamaan, dan harus segera dilakukan sesuai dengan kemampuan maksimal kita,” ucap Asep.
“Terima kasih juga kepada para ulama, kiai, ustaz, serta pimpinan ormas Islam Kota Bandung yang dapat hadir dalam kegiatan ini,” imbuhnya. (agg)**