Bandung, bewarajabar.com — Sempat berstatus zona merah, Kecamatan Kiaracondong saat ini menjadi salah satu wilayah di Kota Bandung yang berhasil menekan angka penularan Covid-19. Kecamatan Kiaracondong bahkan menjadi salah satu kawasan pecontohan bagi wilayah lainnya.
Keberhasilan Kecamatan Kiaracondong ini menarik perhatian pemerintah pusat. Salah satu Staf Khusus Presiden RI sempat berkunjung ke Kecamatan Kiaracondong untuk melihat secara langsung kolaborasi dan sinergi warga dalam menangani Covid-19.
Demikian disampaikan Sekretaris Kecamatan Kiaracondong, Amin Jarkasih pada acara Bandung Menjawab di Balai Kota Bandung, Kamis (19 November 2020). Amin mengungkapkan, di Kecamatan Kiaracondong sempat ada 49 kasus positif Covid-19. Berkat kolaborasi dan sinegisitas warga, angka penularan bisa ditekan.
Seluruh elemen Forum Koordinasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimcam) Kiaracondong, Forkom Potmas (Forum Komunikasi Potensi Masyarakat) Kecamatan Kiaracondong, dan masyarakat lainnya bersama-sama menyosialisasikan protokol kesehatan. “Edukasi, kewaspadaan serta kesadaran warga masyarakat menjadi faktor utama menekan angka Covid-19,” katanya.
Setiap hai, lanjut Amin, sosialisasi untuk menerapkan protokol kesehatan terus digencarkan. Kiaracondong merupakan salah satu wilayah yang memiliki titik kumpul cukup banyak. Di wilayah ini, ada empat pasar tradisional.
Sementara itu, Kapolsek Kiaracondong, Kompol Asep Saepudin mengungkapkan, anggotanya selalu meminta warga untuk lebih taat dalam menegakan protokol kesehatan. Di setiap kesempatan, anggotanya selalu meminta warga untuk taat 3M 1T (menjaga jarak, mengenakan masker, dan mencuci tangan dengan air bersih, dan senantiasa tidak berkerumun).
Tak hanya itu, pihaknya juga tak segan-segan menindak pelanggar protokol kesehatan. “Tercatat dalam 3 bulan terakhir telah memberikan teguran lisan sebanyak sebanyak 8.500 kali. Setiap kami razia, 50-60 anggota di sebar ke seluruh wilayah Kiaracondong,” paparnya.
Selain teguran lisan, pihaknya juga melakukan penindakan dengan memberikan catatan tertulis bagi setiap pelanggar. Jumlahnya mencapai 1.350 pelanggaran.
“Kami tidak pandang bulu. Setiap masyarakat yang telah 3 kali masuk ke dalam daftar catatan tertulis akan mempengaruhi proses pembuatan SKCK dan SIM di kemudian hari” tegas Asep.
Sedangkan Danramil Kiaracondong, Mayor Maksum mengatakan, sejak Maret 2020 terus menggelorakan kewaspadaan terhadap Covid-19.
“Tidak hanya menegur, kami juga membagikan 18.000 masker kepada masyarakat yang melanggar tidak menggunakan masker. Jadi kami menindak sekaligus memberikan solusi,” tuturnya.
Partisipasi tinggi
Megenai partisipasi warga di Kecamatan Kiaracondong, Ketua Forkot Potmas Kiaracondong, Herman Sudrajat mengatakan, cukup tinggi. Salah satu contohnya, warga acap kali menjadi inisiator kegiatan penanganan Covid-19.
“Masyarakat akitif menjadi inisiator dari kegiatan penyemprotan di mesjid-mesjid dan tempat publik yang berada di Kecamatan Kiaracondong,” ujarnya.
Bukti lainnya, di Kecamatan Kiaracondong terbentuk 540 komunitas Tohaga Lodaya di 85 Kampung Tangguh Nusantara. “Ini adalah jumlah komunitas terbanyak yang ada di lingkup Kecamatan di Kota Bandung,” katanya.*