Bandung, BewaraJabar — Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat terus mematangkan rencana pembangunan etalase Sungai Citarum. Rencananya etalase yang merepresentasikan contoh hasil penanganan Sungai Citarum dan upaya pemerintah dalam program pengendalian pencemaran dan kerusakan DAS Citarum melalui program Citarum Harum itu berada di kawasan Sub DAS Citarik Kabupaten Bandung.
Dalam rapat virtual stakeholder Citarum yang dipimpin oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup Jabar Prima Mayaningtias itu terungkap pembangunan etalase Citarum tersebut melibatkan sejumlah pihak, diantaranya, Monash University, Direktorat Jenderal Keuangan Negara (DJKN), serta Balai Besar Wilayah Sungai Citarum.
Prima mengatakan, saat ini pihaknya akan melaju pada rencana penyusunan grand disain atau masterplan etalase Citarum tersebut. Pihaknya menargetkan pada 2022 mendatang etalase Citarum tersebut dapat diresmikan oleh Gubernur Jawa Barat.
“Saat ini sudah ada dua desa yang akan menjadi lokus pembangunan etalase Citarum. Kami akan menindaklanjuti dengan menyusun grand disain etalase Citarum ini karena grand disain ini harus disusun untuk pengaplikasian rencana jangka panjang atau long term plan,”ujar Prima dalam rapat virtual, Kamis (12/08/2021).
Menurut Prima, sebelum melangkah pada rencana penyusunan masterplan pihaknya meminta DJKN untuk memastikan status lahan yang akan menjadi lokus pembangunan etalase Citarum.
Sementara itu, Kepala Bidang Penilaian Kantor Wilayah DJKN Jawa Barat, Acep Irawan mengatakan, DJKN ingin menjadikan etalase Citarum di Citarik sebagai ekowisata, kampung tematik, menjadikan masyarakat sadar lingkungan, optimalisasi oxbow, wisata air, dan infrastruktur seperti bangunan pusat informasi Citarum Harum, dan community center/cultural center.
Lina Yulianty dari Bappeda Jawa Barat menambahkan, meski rencana kegiatan tersebut tidak eksplisit ada di Rencana Aksi penanganan Citarum, namun sejalan dengan program-program Citarum.
Tim Ahli Satgas Citarum Taufan Suranto menuturkan, rencana etalase Citarum jika terwujud akan menjadi catatan sejarah di Citarum karena menerapkan skema kerja bersama multipihak. Hal itu selain pemerintah daerah tapi juga melibatkan pemerintah pusat hingga pihak luar dalam hal ini Monash University dan juga kalangan akademisi lainnya.
“Selain itu juga ada proses menarik melibatkan masyarakat, dan ada keterlibatan aparatur pusat. Selain etalase yang hanya fokus di lokus tertentu, kami berharap Satgas membangun skema yang lebih besar lagi,” tambahnya. (Parno/ Humas Jabar)