Bandung, Bewarajabar.com – Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung terus gelorakan kampanye keselamatan berkendara (safety riding). Ini merupakan upaya Pemkot Bandung mengurangi angka kecelakaan di jalan raya.
Untuk itu, Pemkot Bandung tengah berupaya menjalin kera sama dengan PT Daya Adira yang memiliki fasilitas “safety riding course”. Nantinya para Aparatur Sipil Negara (ASN) dan pelajar bisa mengikuti pelatihan keselamatan berkendara di PT Daya Adira di Honda Cibereum Jalan Raya Cibeureum 26-28 Bandung.
“Pelatihan ini bisa kita jadikan edukasi dalam berkendara yang baik dan benar. Ke depannya kita juga akan terus mendorong ASN, pelajar dan Masyarakat untuk ikut dalam Safety Riding Course untuk mengurangi angka kecelakaan kendaraan bermotor,” tutur Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana usai mencoba fasilitas safety riding course tersebut, Kamis (12/3/2020)
“Saya ingin tokoh masyarakat juga ikut pelatihan ini. Karena ini memang gratis,” imbuhnya.
Yana mengatakan, berkendaraan dengan baik dan benar tidak hanya untuk keselamatan diri sendiri tetapi juga orang lain. Karena berkendara yang baik juga akan memperngaruhi pengendara lainnya.
“Jangan sampai sein ke kanan, beloknya ke kiri. Cara mengerem juga harus benar. Sehingga tidak membahayakan pengendara lainnya,” tutur Yana.
“Minimal kita akan coba para petugas Dishub dulu. Karena mereka yang harus memberikan contoh keselamatan berkendara,” lanjutnya.
Menurutnya, warga Kota Bandung perlu memahami peraturan berkendara. Karena sebaik apapun penerapan sistem transportasi di jalan, pada akhirnya sangat bergantung kepada pengemudi. Seperti diketahui, penyebab terjadinya kecelakaan, sebagian besar bersumber dari pengendara itu sendiri.
“Pengendara kendaraan bermotor menjadi salah satu penyebab kecelakaan terbesar di Kota Bandung. Untuk itu saya kira safety riding course ini bisa jadi solusi,” katanya.
Perlu diketahui, sebelumnya Pemkot Bandung telah mengampanyekan Inisiatif Road Safety bersama BIGRS. Laporan Tahunan Keselamatan Jalan tahun 2018 atau Bandung Road Safety Annual Report (BRSAR) 2018 merilis angka kecelakaan yang menyebabkan kematian di Kota Bandung pada tahun 2018 menurun sekitar 9 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Sebagian besar korban berusia 15-24 tahun.
Dari 143 kematian di jalan raya Kota Bandung yang terekam di tahun 2018, mayoritas merupakan pengendara sepeda motor (56 persen), diikuti oleh pejalan kaki (27 persen). Golongan usia pengendara sepeda motor yang kemungkinan besar meninggal akibat kecelakaan adalah usia 15-24 tahun, dan mereka yang berusia 75 tahun ke atas bagi pejalan kaki.
Sebagian besar korban kecelakaan jalan raya merupakan pria. Di Kota Bandung, 67 persen pengemudi yang terdaftar adalah pria, namun mereka menyumbang 80 persen angka fatalitas di jalan raya.
Berdasarkan data dari Institute for Health and Evaluation (IHME), kecelakaan di jalan raya merupakan penyebab kematian prematur utama nomor duabelas di Indonesia (IHME, 2017). Anak muda dengan rentang usia 15 – 29 tahun mencetak 41 persen dari 15.942 kecelakaan di jalan raya pada tahun 2017, berdasarkan data dari IRSMS (Korlantas Polri, 2017).