Bandung, BewaraJabar — Pakar Hukum Tata Negara Universitas Khatolik Parahyangan Bandung, Asep Warlan Yusuf menilai tiga tahun kepemimpinan Oded M. Danial dan Yana Mulyana di Kota Bandung berjalan cukup baik. Sekalipun sejumlah program tersendat karena pandemi Covid-19, namun pasangan ini tetap menjaga soliditas.
Menurut Asep, kekompakan antar pemimpin ini menjadi kunci penting. Karena apabila terjadi gesekan antara wali kota dengan wakilnya maka akan berpotensi mandeknya program pembangunan.
“Mereka terpuji. Saya ikuti berbagai langkah kiprah mereka sangat solid satu sama lain sangat menguatkan,” ucap Asep, Jumat, 17 September 2021.
Asep mengakui, kinerja kepemimpinan Oded-Yana secara politis dalam tiga tahun terakhir ini juga sulit terukur. Karena misi dan program yang dijanjikan hanya baru dijalankan lebih dari satu tahun.
“Selebihnya ada refocusing anggaran sehingga ada program yang ditunda. Mereka mendayagunakan semua perangkat untuk menanganai Covid-19. Secara umum ada yang dijalankan dan ada yang tertunda problemnya lagi-lagi ada di persoalan Covid-19” ujarnya.
Selain faktor pandemi yang juga menjadi problem bagi semua level pemerintahan, secara internal Asep menilai dalam tiga tahun terakhir ini pasangan Oded-Yana lebih berkarakter ‘silent worker’. Sehingga sangat wajar apabila akseptabilitas masyarakat masih ada yang belum mengetahui pergerakan Oded-Yana.
Padahal, sambung Asep, kinerja Oded-Yana nyatanya membuahkan banyak apresiasi, seperti hadirnya opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) tiga kali secara beruntun dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Kemudian 265 penghargaan lainnya yang datang sebagai apresiasi baik dari skala regional, nasional maupun internasional.
“Nah ini Mang Oded dan Kang Yana yang tidak terlalu bombastis dalam publikasi keberhasilan. Tapi yang mengukur ada orang yang memberikan penghargaan. Itu artinya ada orang, instansi atau organisasi yang menghargainya,” jelasnya.
Masih menurut Asep, Pemerintah Kota (Pemkot) di bawah komando Oded-Yana juga piawai menjaga koordinasi dengan level pemerintahan yang lebih tinggi. Baik itu bersama provinsi ataupun pemerintah pusat.
Hal itu dinilai Asep juga didukung kekompakan di internal Pemkot Bandung. Oded-Yana bisa mengelola setiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD) secara maksimal menjalankan fungsi teknis.
“Saya belum pernah dengar itu di Pemkot Bandug, atau ada orang yang jadi oposisi terhadap pemerintahan itu tidak terdengar,” terangnya.
Asep mengungkapkan, kekompakan Oded-Yana ini terlihat sangat dilandaasi oleh kepercayaan yang besar antara satusama lain. Sehingga pembagian porsi moril dan materil antara Oded dan Yana bisa diterima dengan penuh rasa adil.
“Masing-masing percaya bahwa mereka tidak berkhianat pada niat awal. Ini penting karena kalau tidak percaya itu akan menimbulkan saling curiga, dan ujungnya saling ‘ngewa’ dan akhirnya saling menjatuhkan,” Asep menegaskan.
“Kedua itu, karena partai tidak mengganggu, alhamdulillah baik PKS atau Gerindra terlihat tidak seperti itu karakter politiknya. Mengalir saja, ini penting menjaga kekompakan karena bisa jadi orang agak pecah karena ambisi politik di luar ini mempengaruhi,” tambahnya.
Asep lantas membeberkan kunci pentingnya stabilitas Pemkot Bandung juga dipegang oleh Oded-Yana yang sangat mehami potensi dan karakter Sekretaris Daerah Kota Bandung, Ema Sumarna. Sehingga psikologis dan kompetensi Ema dapat terkelola secara tepat.
“Mereka pegang betul. Bukan berarti menjinakan harus nurut tapi Pak Ema diberikan kesempatan berkreasi. Dan Pak Ema juga percaya tidak dizolimi pimpinan,” cetusnya.
Masih menurut Asep, kecermatan Oded-Yana dalam memberikan porsi kepada Sekda inilah yang membuat Ema nyaman menjalankan perannya. Walhasil birokrasi Pemkot Bandung berjalan optimal sesuai dengan arahan Oded-Yana dan tetap mengakomodir gagasan Ema.
“Ini membuat nyaman Pak Ema sehingga lurus menjalankan birokraksi. Karena sepanjang Pak Ema bagus, mereka (Oded-Yana) sangat mendorong. Tapi kalau ada apa-apa mereka (Oded-Yana) selalu menunjukan Sekda dihargai martabatnya. Pak Ema bisa ‘ngigelan’ dan ‘ngigelkeun’ pimpinan,” katanya.