Bewarajabar.com – Dalam cuplikan ceramah Ustadz Adi Hidayah pada kanal youtubenya mengupas mengenai Taubatnya seorang hamba Allah, sudah menjadi hukum alam jika setiap hamba tentu memiliki kekurangan dan kelebihan begitupun dengan dosa seseorang meskipun besar ataupun kecil sudah pasti ada, baik sengaja ataupun tidak di sengaja.
Namun dalam Islam, Allah mengingatkan kembali hambanya melalui Al Quran dan Hadist mengenai hal ini, agar setiap hambanya yang sudah melakukan dosa besar sekalipun Allah akan selalu tetap rindu dan menantinya untuk kembali ke jalan yang diridhoi-Nya.
Tobat itu adalah nilai kasih yang Allah sampaikan dengan sifat Rohmannya di dunia dan Rahimnya kepada orang-orang yang mau kembali untuk memperbaiki hamba sehingga berjalan pada kemuliaan yang dengan itu semua bisa berpotensi mendapatkan ridho Allah.
Dalam konten tersebut juga nampak seorang jamah yang bertanya kepada Ustadz Adi Hidayat mengenai “Nasib Dosa di Masa Lalu yang Masih Tertinggal Pada Orang Bertaubat”.
Ketika seseorang melakukan perbuatan dosa, itu dosanya akan tetap berdampak meskipun usianya sudah berusia 40 tahun. Jadi jika tidak di dunia, dampaknya itu akan tetap mendapat balasan di akhirat sampai seorang hamba itu menghadap Allah dalam keadaan bersih.
Seorang hamba yang melakukan kesalahan berbuat keliru menempatkan satu kegiatan tidak pada tempatnya Allah larang dia kerjakan.
Allah perintahkan ia malah tinggalkan dengan yang seharusnya setiap perintah dikerjakan, salat diperintahkan dikerjakan dan berdusta itu dilarang harusnya ditinggalkannya ini tertukar.
Bertukarnya tempat dengan mengerjakan sesuatu bukan pada tempatnya itu perilakunya disebut Gulmun, pelakunya disebut dengan Dzolim.
Nah perilaku ini punya banyak tingkatan, tingkat tertingginya nanti seperti sirik kan itu tingkat tertinggi dari perbuatan dzolim, sehingga Luqman AS yang pernah menasehati kepada anaknya “ya bunayya La tusyrik Billah syirka ladzulmun adziim” QS. 31 ayat ke 13.
Contoh lagi misalnya ada orang yang bukan sekadar tidak salat tapi bahkan melarang orang atau menghambat orang untuk untuk salat untuk berdzikir dan sebagainya itu termasuk juga perbuatan dzalim yang tinggi yang ada di Al Baqarah ayat 114.