Bandung, Bewarajabar — Dinas Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (KUKM) telah menyiapkan berbagai strategi demi menjaga keberlangsungan UMKM selama masa pandemi Covid-19. Pasalnya, sejak awal pandemi UMKM menjadi sektor yang cukup terdampak.
Sejumlah upaya tersebut di antaranya melalui UMKM Recovery Center, memfasilitasi pelatihan digital marketing, membangun sarana Salapak (Sarana Layanan Pemasaran UMKM), hingga memfasilitasi bantuan dari pemerintah pusat.
Kepala Dinas KUKM Kota Bandung, Atet Dedi Handiman mengungkapkan, UMKM Recovery Center adalah sebuah wadah untuk memfasilitasi UMKM terdampak.
Mulai dari pembiayaan, pemasaran, cara melakukan pergeseran usaha dan pendampingan-pendampingan agar bisa beradaptasi dalam situasi dan kondisi seperti saat ini.
“Kita sudah menggenjot pelatihan digital marketing bersama berbagai stakeholder, tentang cara memasarkan produk tanpa harus kontak dengan pelanggan, itu sudah kami lakukan,” paparnya dalam Bandung Menjawab secara virtual, Kamis 15 Juli 2021.
Dinas KUKM juga mendirikan Salapak yang berlokasi di Jalan Ir. H. Djuanda No.10A Kota Bandung. Salapak bukan hanya sekadar galeri untuk menampilkan produk-produk UMKM. Sebab, di sana diajarkan cara memasarkan produk UMKM agar bisa tembus hingga ke kancah internasional.
“Kami mempraktekkan mix marketing yang optimal dan menjadi kamus pemasaran baik lokal, regional, dan ekspor,” terangnya.
“Salapak ini dikelola oleh pelaku UMKM, menjadi tempat inkubator bisnis sehingga ketika mereka mempunyai kemampuan pemasaran yang cukup kita akan lepas ke marketplace yang cukup besar,” tambahnya.
Meski belum bisa memberikan bantuan permodalan karena adanya keterbatasan anggaran, Dinas KUKM membantu memfasilitasi para pelaku UMKM untuk bisa mendapat bantuan dari Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM)
Seperti yang dilakukan pada tahun 2020 lalu, sebanyak 240 ribu lebih pelaku UMKM Kota Bandung berhasil mendapat bantuan Rp2,4 juta dari Kemenkop UKM, dan Kota Bandung menjadi penerima terbanyak se-Indonesia.
“Tahun 2021, kami tetap memfasilitasi bantuan dari kementrian yang sekarang besarannya Rp1,2 juta. Kami sudah mengusulkan 120 ribu pelaku usaha. Kami tengah rekapitulasi jumlah yang disetujuinya,” ungkapnya.
“Tahun 2020 ada juga bantuan modal dengan Baznas sebesar Rp2,5 juta. Sampai saat ini terus dievaluasi,” imbuhnya.
Di samping itu, Dinas KUKM juga tengah mengajukan proposal ke Kemenkop UKM untuk mendapatkan bantuan dana hibah usaha sebesar Rp3-15 juta.
“Kami berhasil mengumpulkan 179 proposal. Ini pengajuannya harus bentuk proposal karena dananya cukup besar sampai Rp15 juta,” tuturnya.