Lubuklinggau, Bewarajabar — Wali Kota Lubuklinggau Provinsi Sumatera selatan, H SN Prana Putra Sohe memimpin rapat pembahasan mengenai percepatan penanganan Covid-19 di Kota Lubuklinggau melalui zoom meeting di Command Center Kantor Wali Kota Lubuklinggau, Rabu (21/7/2021). Rapat tersebut diikuti sejumlah Kepala OPD dan kepala rumah sakit yang ada di Kota Lubuklinggau.
Dalam arahannya, Wali Kota mengatakan akan ada penambahan oksigen dan cairan liquid oksigen. Khusus stok oksigen akan dipantau secara khusus. “Intinya, oksigen dan obat-obatan harus siap sedia. Terkait kekurangan Nakes di Rumah Sakit Siti Aisyah (RSSA) segera akan diisi dengan cara merekrut relawan yang insentifnya dibayar dengan uang harian sesuai kemampuan RS,” terangnya.
Hari ini (Rabu, 21/7) akan ada vaksinasi lanjutan, dimana sesuai instruksi dari pusat vaksin tak diboleh disimpan atau distok melainkan dihabiskan. Apabila stoknya habis akan dikirim kembali. “Sekali lagi segera rekrut relawan, berikan insentif sesuai standar dari Kemenkes,” pintanya.
Sementara itu mengenai Gedung Anisa di RSSA diharapkan dapat digunakan untuk delapan orang pasien. Sedangkan Dinkes segera mempersiapkan RS Petanang sebagai RS rujukan pasien Covid-19 dengan memperbanyak jumlah tempat tidur.
Informasi yang didapat, Bupati Musi Rawas juga telah menyiapkan tempat isolasi mandiri (Isoman) disamping rumdin Bupati. Jadi, pasien dari Mura bias diarahkan ketempat tersebut.
Mengenai pemakaman akan menggunakan tenaga Pol PP dibantu TNI dan Polri yang dikoordinir oleh Satpol PP. Sedangkan anggaran tenaga pemakaman akan disiapkan oleh Dinas Perkim.
Dinkes juga diminta menyiapkan obat-obatan untuk para isoman maupun obat-obatan herbal lainnya seperti dilakukan Ketua TP PKK Kota Lubuklinggau, Hj Yetti Oktarina Prana dimana sudah menyiapkan makanan dan vitamin untuk para isoman dari donasi masyarakat.
Kapolres Lubuklinggau, AKBP Nuryono menyampaikan terkait oksigen selalu dipantau. Pihaknya terus memantau apabila ada masyarakat yang tidak patuh atau tidak paham Prokes maupun Prokes pemakaman pasien Covid-19.
Apabila ada kekurangan oksigen segara diinformasikan sekurang-kurangnya 6 jam sebelum kehabisan.
Dandim 0406 Lubuklinggau, Letkol Inf Erwinsyah Taufan MLM menyampaikan TNI selalu siap membantu dalam pemakaman pasien Covid-19.
Kejari Lubuklinggau, Willy Ade Chaidir menyampaikan ada dua hal yang menjadi perhatian Kemendagri yakni realisasi anggaran termasuk refocusing anggaran dalam penanganan Covid-19 dimana di Kejari sendiri sudah dilakukan refocusing anggaran tersebut dan kedua insentif tenaga medis, maka perlu ada inovasi akan tetapi tidak melanggar hukum sedangkan kekurangan tenaga kesehatan harus segera ada perekrutan.
Dr. Jeanita menambahkan sejauh ini ada laporan banyaknya penambahan pasien di RS, banyak orang meninggal, sedangkan kebutuhan oksigen belum terkendali, petugas kesehatan banyak yang terpapar Covid-19 dan apabila rumah sakit ada pasien bergejala ringan segera dirujuk ke Bandiklat. Karena tidak semua Puskesmas tersedia dokter karena tiga dokter RS terpapar Covid-19 yang dirawat di Bandiklat.
Direktur RSSA, Dr Charlie menyampaikan untuk saat ini ada 53 orang pasien dan 3 orang di Bandiklat, hari ini ada penambahan pasien di Bandiklat. Ada 36 petugas yang terpapar sedangkan persediaan oksigen sendiri mengalami kekurangan. Tapi sedang dalam pengiriman. Kendala lain obat-obatan yang masih dalam pemesanan.
Direktur Rumah Sakit AR Bunda, Sarah menyampaikan banyak pasien yang datang tanpa gejala dan pasien bukan hanya warga Lubuklinggau saja tetapi dari daerah lain seperti Musi Rawas dimana antrian ada di ICU sedangkan mengenai pengananan yang lain dapat teratasi.
Direktur RS Siloam, Susanti Abdiwidjaja menyampaikan sudah dibuat tenda tambahan akan tetapi sudah terpenuhi oleh pasien sedangkan persedian oksigen hanya untuk dua hari saja.
Direktur RS Sobirin Musi Rawas menyampaikan jumlah pasien di rumah sakit sudah penuh. Ada beberapa tempat tambahan yang dipersiapkan. Masalah oksigen stok masih aman untuk tiga hari kedepan dan menjadi kendala adalah mengedukasi keluarga masyarakat yang meninggal dunia karena Covid-19. Karena banyak keluarga pasien yang tidak mau diadakan pemakaman dengan Prokes sedangkan untuk obat-obatan dapat teratasi.