Bandung, Bewarajabar.com — Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jawa Barat (Jabar) secara intensif menginventarisasi ruang isolasi dan perawatan COVID-19 tambahan di terhitung daerah. Hal tersebut sebagai upaya penguatan yang dilakukan oleh COVID-19 melalui konsistensi rapid diagnostic test (RDT) masif.
Sekretaris yang juga Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar Daud Achmad mengatakan, selain menambah rumah sakit rujukan, pemerintah kabupaten / kota mengalihfungsikan gedung, hotel, serta stadion menjadi pusat isolasi, perawatan, dan tenaga medis.
“Telah dikoordinasikan, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten / kota, agar dapat disiapkan pusat-pusat isolasi. Khususnya, bagi mereka yang menunjukkan hasil RDT positif (reaktif), namun belum bergejala sampai menghasilkan hasil tes PCR negatif yang dapat digunakan pada tempat khusus,” “kata Daud, Rabu (29/4/20).
Keberadaan pusat isolasi dan penambahan potensi penggunaan COVID-19. Selain itu, ikuti perkembangan medis akan membahas perkembangan klinis Jabar yang terindikasi positif COVID-19 berdasarkan RDT dan meningkatkan kedisiplinan selama isolasi.
“Yang masuk dalam pusat isolasi harus diperiksa dokter di rumah sakit sebelum masuk ke pusat isolasi,” kata Daud.
Ketua Divisi Manajemen Fasyankes Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar Marion Siagian melaporkan, jumlah tempat tidur di pusat isolasi non rumah sakit yang terhimpun di kabupaten / kota per tanggal 28 April 2020 adalah 1,478 tempat tidur, sudah termasuk gedung Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia ( BPSDM) Provinsi Jabar, sementara beberapa kabupaten / kota masih disiapkan.
“Masing-masing kabupaten / kota memiliki kebijakan penyediaan ruang isolasi yang diberbagai tingkat, ada yang menggunakan sekolah, perkantoran, atau gedung lainnya, baik milik pemerintah, swasta, maupun TNI / POLRI,” tambahnya.
Sudah siap digunakan. Seperti Gedung BPSDM Provinsi Jabar hingga kini sudah dirawat 87 Orang Tanpa Perawatan (OTG) mengkonfirmasi swab dan RDT. Rinciannya, 65 orang masih teridentifikasi, dan 22 orang sudah dipulihkan. Pada Kamis (30/4/20), rencana akan masuk 18 orang.
Asrama Balai Latihan Kerja Kabupaten Manggahang Bandung merawat 6 orang. Kemudian, Balai Latihan Kerja Disnakertrans Kabupaten Karawang merawat 10 orang. Bapelkes Cikarang Kabupaten Bekasi merawat 8 orang. Terakhir, Klinik Medina Kabupaten Garut merawat 4 orang (2 orang sudah selesai dan 2 orang masih melakukan isolasi).
Pemda Provinsi Jabar juga mengalihfungsikan Hotel Prama Grand Preanger Bandung untuk tenaga medis dengan total kamar yang dipersiapkan 200. Hal ini dilakukan agar para tenaga medis bisa nyaman sesuai dengan yang mau pulang dengan mudah dan nyaman.
“Kami juga mengkoordinasikan pusat isolasi untuk nakes (tenaga kesehatan). Dan sudah ada 14 kabupaten / kota yang menyiapkan tempat penginapan nakes yang menangani COVID-19. Menyediakan 18 lokasi yang saat ini diperbarui 441 nakes dari 41,152 nakes yang tersedia di ruang critical COVID- 19 di RS maupun di Puskesmas, “ucap Marion.
Pemda Provinsi Jabar konsisten berkoordinasi dengan seluruh kabupaten / kota dan rumah sakit rujukan COVID-19 untuk terus mempersiapkan fasyankes sebagai langkah antisipatif untuk menangani kasus COVID-19.
red/