Bandung, BewaraJabar — Masyarakat Kota Bandung, khususnya para ibu rumah tangga yang biasa bergelut di dapur kini tidak perlu bingung apabila memiliki minyak goreng bekas atau jelantah. Karena kini Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung menampung jelantah rumah tangga.
Melalui program Beli Jelantah (Betah), masyarakat bisa mendapatkan manfaatnya karena untuk satu kilogram jelantah akan dihargai sekitar Rp3.000.
Wali Kota Bandung, Oded M. Danial menyatakan program Betah ini sebagai upayanya dalam mengurangi persoalan lingkungan akibat jelantah yang kerap dibuang sembarangan.
Bahkan, dampaknya justru bukan hanya pencemaran saja, namun bisa menyebabkan penyumbatan drainase lantaran jelantah yang membeku.
“Jelantah tidak diolah lagi oleh kita, kalau dibiarkan akan sangat mengganggu. Oleh karenanya, saya harap ini bisa terus berjalan,” ucap Odes saat peluncuran program Betah di Pendopo Kota Bandung, Sabtu, 25 September 2021.
Pemkot Bandung melalui Bank Sampah Resik PD Kebersihan akan menampung jelantah dari masyarakat. Selanjutnya, PD Kebersihan sudah menjalin kerja sama dengan Asosiasi Kafe dan Restoran (Akar) Jawa Barat sebagai pengumpul jelantah berskala lebih besar.
Oded meminta seluruh jajaran terkait untuk lebih aktif membangun kerja sama terkait program Betah. Sehingga kelestarian lingkungan tetap diupayakan maksimal. Sekaligus memberikan peluang bagi masyarakat untuk dapat penghasilan tambahan.
“Program itu harus terintegrasi dan ujungnya jadi bisa bermanfaat. Ini harus didukung oleh semua instrumen,” harap Oded.
Lebih lanjut Direktur Utama PD. Kebersihan, Gun Gun Saptari Hidayat mengatakan, jelantah menjadi item baru yang dikomodir oleh Bank Sampah Resik.
Walaupun sebelumnya, pihaknya sudah lebih dulu mengadakan pelatihan kepada masyatakat mengenai pengolahan jelantah ini.
“Untuk sementara saat ini yang menyetorkan 1 kilo ke Bank Sampah Resik bisa jadi Rp3.000. Nanti bisa dicatat dalam bentuk tabungan atau bisa ditukar emas mini,” ucap Gun Gun.
Sementara itu, Ketua Harian Akar Jawa Barat, Gan Bonddillie mengungkapkan, selama ini jelantah yang terkumpul diekspor. Sebagian besarnya ke wilayah benua Eropa.
Hal ini sebagai cara untuk melawan penampung nakal yang malah kembali mendur ulang jelantah menjadi minyak goreng.
“Kita kerja sama dengan eksportir. Kebanyakan ke Belanda dan negara-negara Eropa lainnya. Karena mereka yang punya sistem buat mengolahnya menjadi biodisel. Karena menghindari pengepul nakal diolah lagi jadi minyak dan dijual kembali,” kata pria yang akrab disapa Bon Bon ini.
Meski begitu Bon Bon sudah berkomunikasi dengan PT. Pertamina untuk menyelenggarakan pelatihan mengolah jelantah menjadi biodisel. Hal ini seirinh beryambahnya daya tampung pascamenjalin kerjasama dengan Pemkot Bandung.
“Tahap selanjutnya kita bisa mengolah jadi biodiesel. Kita sudah minta pelatihan ke Pertamina,” katanya.
Bagi warga yang berminat menjual jelantahnya bisa datang langsung ke Bank Sampah Resik PD Kebersihan Jalan Babakan Sari 1 No. 64, Babakan Sari, Kec. Kiaracondong Kota Bandung.