Jakarta, bewarajabar.com – Penayangan film perdana LAMPOR Keranda Terbang, dibeberapa bioskop Kamis, (31/10/19) telah membuat heboh para penonton. Tidak sedikit penonton yang keraksukan atau kesurupan.

Dan ini adalah catatan sang Penulis Skenario yaitu Alim Sudio.
Suatu saat, Bapak Guntur menceritakan tentang masa kecil yang sulit dikampungnya. Dia menerima teror LAMPOR waktu itu. Bagaimana para penduduk Desa menerima suara-suara dan orang-orang percaya melihat keranda terbang melintas di depan dan atap rumah.
Keesokan harinya, selalu ada populasi yang hilang atau ditemukan sudah meninggal.
Saya terpana mendengarnya. Sebuah kisah horor yang menarik untuk dijadikan film.
Namun waktu itu, Pak Guntur masih ragu untuk memulai, karena dia belum pernah menyutradarai horor sebelumnya. Saya sendiri sudah antusias untuk meluncurkan ceritanya.
Akhirnya peran Pak Chand Parwez yang mewujudkan keinginan kami berdua, termasuk yang diminta pada Pak Guntur. Untuk mencoba Genre Horor dalam perjalanan karirnya sebagai Sutradara.
Setelah itu, diskusi demi diskusi dalam mengembangkan cerita pun dimulai. Kami meminta mencoba untuk meminta horor yang berbeda. Kami tidak mau membuat Horor yang sengaja dibuat mengundang menakuti penonton. Kami ingin penonton terbawa kengerian oleh teror yang dialami tokoh-tokoh kita dalam film ini.
Edwin (Dion Wiyoko) dan Netta (Adinia Wirasti) dan anak-anak yang berjuang untuk lepas dari teror LAMPOR. Untuk itu bobot dramanya pun kami tambah.
Penonton mungkin tidak perlu lompat dari kursi, karena SFX “Jump Scare”, dikageti, cukup mereka meringis dan meringkuk sepanjang film. Dan setelahnya, berharap LAMPU tidak akan pernah muncul dalam kehidupan mereka yang sebenarnya.
Terima kasih pada Pak Parwez, Mas Guntur, Adinia dan Dion yang menghidupkan karakter utama dalam film ini dengan sangat luar biasa. Total……..! Juga para Cast dan Crew lainnya yang tentu saja bekerja keras untuk menciptakan Musik, Efek, Rias, Kostum, Mengedit dan lain-lain.
Semoga LAMPOR Keranda Terbang, diterima sebagai tontonan horor yang berbeda. (HKS)