Bandung, Bewarajabar.com — Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Bandung, KH Miftah Faridl menyerukan kepada umat muslim untuk tidak ragu mengikuti program vaksinasi Covid-19 oleh pemerintah. Langkah tersebut merupakan bagian dari ikhtiar dalam memerangi penyebaran Covid-19.
Miftah menyebutkan, kehalalan vaksin produksi Sinovac sudah diuji dan dipertegas lewat penerbitan Fatwa MUI Nomor 02 Tahun 2021 tentang Produk Vaksin Covid-19 dari Sinovac Life Science Co. LTD China dan PT Bio Farma (Persero).
“Kita senantiasa memohon kepada Allah SWT bahwa segala macam usaha pemerintah termasuk menyiapkan vaksin mudah-mudahan dapat menyelesaikan problem pandemi. Kita percayakan kepada pemerintah bahwa vaksin bertujuan untuk kemaslahatan masyarakat,” kata Miftah, Rabu (13 Januari 2021).
“Sebagai kaum muslimin kita mengikuti fatwa MUI yang sudah mengeluarkan fatwa kehalalan,” imbuhnya.
Pada poin pertama Fatwa Nomor 02 Tahun 2021 menyebutkan bahwa vaksin Covid-19 produksi Sinovac Life Science Co Ltd China dan PT Biofarma (Persero) hukumnya suci dan halal.
Miftah menambahkan, selain ditinjau dari sudut pandang keagamaan, keamanan vaksin juga dipertegas secara ilmiah oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), dengan menerbitkan Emergency Use Authorization (EUA) atau Otorisasi Penggunaan Darurat dari data hasil uji klinis tahap 3.
“Berikutnya karena ini menyangkut keselamatan manusia maka diperlukan lembaga terkait atau BPOM. Kami imbau untuk menenangkan masyarakat. Jangan menambah keraguan di tengah masyarakat,” tegasnya.
Lebih lanjut Miftah mengisahkan, dari ajaran agama Islam, suatu ketika umat muslim terkena wabah Thoun. Maka Nabi Muhammad SAW bersabda agar kaum muslimin berikhtiar semaksimal mungkin guna menghindari penyakit tersebut.
Kendati masalah kesembuhan merupakan kuasa Allah, namun Miftah menyerukan, mengikuti program vaksin adalah upaya terbaik umat muslim untuk mengurangi penyebaran Covid-19.
“Ada yang namanya Thoun atau penyakit yang menimpa masyarakat, nabi memberikan ajaran bahwa larilah kamu dari penyakit itu seperti lari dikejar singa. Artinya harus ada ikhtiar untuk lari dari pandemi,” ungkapnya.
Miftah mengingatkan, di tengah pandemi Covid-19 ini, masyarakat tetap harus menguatkan mental spiritual. Selain memegang teguh ajaran agama, juga tetap berikhtiar secara optimal guna mementingkan kemaslahatan umat.
“Sebagai orang beriman kita harus introspeksi. Yakin Allah tidak berbuat zalim kepada kita. Artinya pasti ada hikmah dan manfaat di balik pandemi ini kalau kita mampu menyikapinya dengan baik. Apakah ini teguran untuk berbuat lebih baik atau ujian karena kita hendak naik kelas,” katanya.*