Bandung, BewaraJabar — Wali Kota Bandung, Oded M. Danial menyatakan, Pancasila tidak bertentangan dengan agama mana pun. Justru, para founding father Indonesia telah memberikan petunjuk arah berbangsa dan bernegara, yakni Pancasila dan UUD.
Dengan mengimplementasikan Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, Oded meyakini kerukunan antar umat beragama di Indonesia akan senantiasa terjaga.
Oded menyampaikan itu pada Sosialisasi dan Konsolidasi Peraturan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 tahun 2006 dan Nomor 8 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pelaksanaan Tugas Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah dalam Pemeliharaan Kerukunan Umat Beragama, Pemberdayaan Forum Kerukunan Umat Beragama dan Pendirian Rumah Ibadat” di Grand Tebu Hotel, Jalan LL RE Martadinata, Sabtu 4 September 2021.
“Patuhi aturan yang ada. Jangan sampai kita melanggar Pancasila dan UUD. Mari belajar bersama, dan taat aturan,” tuturnya.
Menurutnya, Pancasila merupakan bagian dari kunci dalam menjaga kerukunan kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Salah satu kunci untuk menjaga kerukunan antar umat beragama yaitu dengan membumikan dan mengimplementasikan Pancasila,” tegasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Oded juga merinci sejumlah filosofi dari sila-sila yang terkandung pada Pancasila sebagai falsafah hidup bangsa Indonesia.
“Ketuhanan Yang Maha Esa, sebagai manusia kita pasti diciptakan oleh Tuhan. Saya melihat filosofis dari Pancasila itu luar biasa,” tuturnya.
Kemudian untuk sila kedua, yakni Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Oded menyebut Indonesia akan hancur jika keadilan telah hilang dari kehidupan bernegara.
“Itulah roh dari sila kedua. manusia tidak bisa lepas dari nilai-nilai kemanusiaan, siap-siap akan hancur,” tegas Oded.
“Persatuan Indonesia, terdiri dari banyak pulau, suku. Pancasila sudah final bukan untuk diperdebatkan lagi,” tandasnya.
Sementara itu, Ketua Pelaksana, dr. H. Ahmad Suherman mengatakan, pihaknya rutin menggelar kegiatan berkaitan dengan Pancasila rutin setiap tahun.
Pesertanya menyasar para ketua RW, tokoh agama, dan tokoh masyarakat di Kota Bandung.
“Setiap tahun target kami ada 300 orang, salah satunya dihadiri ketua RW. Sebab mereka merupakan ujung tombak di masyarakat tentang pendirian rumah ibadah. Sehingga para RW nanti mereka tahu terkait teknis pendirian rumah ibadah,” terangnya.