Bandung, bewarajabar.com — Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung mendukung para pengrajin Usaha Kecil Menengah (UKM) dalam bidang pembuatan kaki palsu. Pasalnya, dengan pegawai yang memiliki keterbatasan fisik, bisa menjadi sumber penghidupan.
Hal itu terungkap saat Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana meninjau pembuatan kaki palsu di Jalan AH Nasution RT 01/RW 01 Kelurahan Palasari, Kecamatan Cibiru, Senin (12 Oktober 2020).
“Mudah-mudahan nanti apa yang Pemkot Bandung bisa bantunya, insyaalah kita akan berikan,” tuturnya wakil wali kota di sela-sela peninjauan.
Pemkot Bandung, lanjutnya. sangat mendukung UKM yang kreativitas. “Pastinya kita akan bantu pemasarannya membuat katalog atau brosur yang bisa dititip rumah sakit atau apapun. Mungkin saja ada beberapa masyarakat yang dapat musibah, kalau ternyata diberi informasi tempat ini ada alat bantu yang diberikan bisa aktivitas normal kembali,” imbuhnya.
Wakil wali kota sangat mendukung usaha pembuatan kaki palsu karena usaha tersebut sekaligus sebagai ruang untuk membuka lapangan pekerjaan. “Tadinya yang kerja di sini juga membeli alat bantu. Ternyata bisa direkrut dan bisa membantu juga dengan keahliannya,” katanya.
Tak hanya itu, Pemkot Bandung pun mengapresiasi atas kegigihan para pelaku usaha tersebut. Pasalnya dengan keterbatasan fisik, namun semangatnya masih kuat.
Sementara itu, pemilik usaha pembuatan kaki palsu, Dadan Hernawan menyampaikan, dalam satu hari bisa memproduksi 4-5 kaki. “Sehari itu tergantung permintaan. Kalau banyak, 1 bulan bisa mencapai 100 kaki. Sehari juga 4-5 kaki selesai dikerjakan,” katanya.
Dadan yang mempekerjakan tujuh orang, setiap bulannya bisa menghasilkan sekitar Rp20 juta.
“Pegawai itu tujuh orang. Kalau omzet kotornya Rp20 juta per bulan. Belum termasuk bayar sewa dan gaji pegawai,” jelasnya.
Dadan tak khawatir kekurangan bahan baku, karena bahan spons di kawasan Cibaduyut sering digunakan dalam bahan sepatu. “Bahannya itu gampang di Cibaduyut itu spons. Ini jelas tidak ada produk luar,” katanya.
Mengenai harga, Dadan mengaku bisa dinegosiasikan. Karena ia melihat latar belakang keadaan pemesan.
“Harganya gantung bahan. Standarnya Rp4 juta. Kalau saya jual itu seperti orangnya mampu harganya ya pas secukupnya. Jika keadaan tidak cukup ya. kita berikan di bawah (standar harga),” akunya.