Soreang, bewarajabar.com — Menanggapi rencana pemerintah pusat, yang akan memberikan bantuan modal kerja darurat kepada para pelaku usaha kecil dan menengah (UKM), Bupati Bandung H. Dadang M. Naser akan mendorong bantuan sosial (bansos) penanganan covid-19 ke arah bansos produktif. Menurutnya, dengan mengalihkan bantuan sembako menjadi bantuan permodalan, ekonomi masyarakat akan menguat.
“Bansos produktif merupakan peluang untuk menyejahterakan rakyat. Bansos ini yang harus kita kejar. Karena bila terus menerus menitikberatkan pada bantuan sembako, anggarannya berat, negara bisa terpuruk,” ujar Bupati Dadang Naser usai mengikuti Pertemuan Satuan Tugas Penanganan Covid-19 se Jawa Barat melalui video conference, di Rumah Jabatannya di Soreang, Selasa (11/8/2020).
Dengan bansos produktif, tuturnya, ekonomi masyarakat bisa dibangkitkan. Meski demikian, ia tidak memungkiri bahwa masyarakat tetap mengharapkan bantuan sembako.
“Dari aspek ekonomi, pelaku IKM, UKM dan UMKM itu cukup terdampak di masa pandemi ini. Nah, agar aset mereka kembali menguat, kita bantu dengan pinjaman lunak untuk permodalannya. Memang masyarakat masih tetap mengharapkan bantuan sembako, nanti kita lihat tolok ukurnya seperti apa,” tutur bupati.
Sementara dari aspek kesehatan memasuki masa Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) atau new normal, lanjut Dadang Naser, kewaspadaan masyarakat terhadap covid-19 cenderung melonggar. Ia masih mendapati warganya, yang tidak mengindahkan protokol kesehatan di tempat-tempat umum.
“Harus ada operasi penegakan kedisiplinan penerapan protokol pencegahan covid-19. Saya minta jajaran satgas (satuan tugas), membentuk tim untuk disebar ke pusat-pusat keramaian. Selain menimbulkan efek jera, tujuan utama operasi ini adalah peningkatan kesadaran pada masyarakat,” lanjutnya.
Kang DN, panggilan akrab orang nomor satu di Kabupaten Bandung itu juga menyampaikan, dari total 280 kasus positif covid-19 di Kabupaten Bandung, sebanyak 215 kasus ditemukan melalui Polymerase Chain Reaction (PCR) Test. “Sebaiknya terapkan langsung swab tes (PCR), daripada rapid dahulu baru swab. Ini untuk efisiensi biaya,” pungkas Kang DN.