Karena aku tidak suka rakyat dibohongi. Demikian pula saudaraku wakil rakyat, jangan diam dan jangan menjadi pembohong karena aku juga tidak suka atas perilakumu. Sebab, rakyat yang engkau wakili sudah menitikkan air mata.
Bandung, bewarajabar.com — Thomas Sitepu aktivis Angkatan 66, tiba-tiba muncul di gedung DPRD Provinsi Jawa Barat, Rabu(16/9/2020). Ia membawa poster berwarna, ukuran 1×1 meter, bertuliskan:
Kagum dan Yakin, Doa di Tahun 2014.
Agar Capres Jokowi dan Mendesak Cawapres: LBP karena padanya kita yakin.
Seminar Bandung: Akbar Cosmas, Endartono & KPPI Thomas Sitepu, Prof Obi Sinaga Tentang Keprihatinan Bangsa: Lalu Berjalan tertatah tatah ditopang tongkat berkaki empat, ia mencari anggota DPRD untuk menyampaikan isi hatinya tentang keprihatinan bangsa saat ini.
Thomas diantar Kabag Humas ke Sekwan DPRD Jawa Barat, karena anggota Dewan masih melaksanakan Rapat Anggaran dan Kunjungan Kerja di luar Bandung.
Kabag Humas DPRD Provinsi Jawa Barat, H. Yedi Sunardi.SE.MM. menyatakan, Thomas Sitepu menyerahkan surat yang diterima oleh Sekretaris Dewan, Dr. Hj Ida Wahida Hidayati, SE. SH.,M.Si di ruang kerjanya.
Thomas Sitepu, mantan anggota DPRD Jawa Barat 1971-1982 dan anggota Dewan Pertimbangan Pemuda Indonesia DPP KNPI ini menjelaskan kepada wartawan di ruang Press Room Pokja PWI Gedung Sate-DPRD Jabar, bahwa surat yang dia sampaikan itu merupakan ”jeritan hati rakyat”.
Dalam surat yang ditujukan kepada Ketua DPRD dan Fraksi-Fraksi DPRD Jabar itu, Thomas Sitepu bersama Kombang Siregar di Press Room menyebutkan bahwa Bantuan Tunai Langsung (BLT) atau bantuan dana terdampak Covid-19 dari Pemerintahan Jokowi berikan sangat tidak merata, bahkan banyak rakyat yang tidak kebagian.
Bahkan bantuan-bantuan untuk mahasiswa dalam maupun luar Jawa Barat pada umumnya tidak sampai. Mereka menjerit tanpa bukti sebagaimana yang diarahkan oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
Thomas datang ke gedung DPRD ini untuk mengingatkan perilaku Gubernur yang dinilainya buruk. “Karena aku tidak suka rakyat dibohongi. Demikian pula saudaraku wakil rakyat, jangan diam dan jangan menjadi pembohong karena aku juga tidak suka atas perilakumu. Sebab, rakyat yang engkau wakili sudah menitikkan air mata”, kata Thomas.
Aksi tunggal Thomas Sitepu yang mengingatkan kita di era orde baru ketika pada tahun 80-an dia berunjuk rasa dengan poster-poster ke Istana Negara dimana Soeharto berkuasa.