Bandung, BewaraJabar — Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Kota Bandung mulai mendistribusikan 3.987 paket sembako bagi keluarga rawan stunting (gagal tumbuh) seperti ibu hamil dan ibu menyusui.
Ribuan paket sembako tersebut berhasil dihimpun atas bantuan dari berbagai komunitas dan pengusaha di Kota Bandung.
Mereka di antaranya Komunitas Masyarakat Tionghoa Peduli, Bank Jabar Banten (BJB), Bank Mandiri, Summarecon, dan beberapa unsur masyarakat lainnya.
Hal itu diungkapkan oleh Ketua TP-PKK Kota Bandung, Siti Muntamah Oded saat memberikan bantuan secara simbolis di Auditorium Balai Kota Bandung, Jumat 1 Oktober 2021.
“Alhamdulillah semua cinta diberikan untuk Kota Bandung, dan melalui CSR telah berhasil menghimpun ribuan paket sembako,” tuturnya.
“Jadi dari 151 kelurahan, 15 kelurahan diantaranya jadi lokasi khusus dan masing-masing diberi 50 paket, sementara 136 kelurahan lainnya masing-masing menerima 15 paket sembako,” tambahnya.
Ia mengatakan, kegiatan ini bagian dari upaya untuk mencegah angka stunting. Sebab tak dapat dipungkiri, stunting masih menjadi persoalan yang mengakar di setiap daerah termasuk di Kota Bandung.
Berdasarkan data yang ia terima dari Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan (Bappelitbang) Kota Bandung, ada 50.000 anak rawan stunting dan ada 9600 anak stunting di Kota Bandung.
Untuk itu melalui pemberian makanan bergizi, serta edukasi tentang pola asuh dan pola fikir yang baik kepada keluarga rawan stunting diharapkan dapat menekan angka stunting di Kota Bandung.
“Kurang lebih yang diintervensi oleh PKK yaitu 750 anak, kita intens membantu mereka, yang lainnya tanggung jawab kelurahan,” tuturnya.
“Jadi ibu hamil, kita kasih asupan gizi supaya status gizinya baik. Kan cegah turunkan stunting, karena kalau dia sudah stunting susah ditangani. Tapi kita intervensi supaya dia tetap sehat,” imbuhnya.
Di samping itu, sebagai bentuk cinta untuk merayakan Hari Jadi Ke-211 Kota Bandung, pihaknya juga mendistribusikan paket sembako bagi anak yatim dan piatu yang orang tuanya meninggal karena covid-19, panti asuhan, serta panti jompo.
“Jumlah anaknya ada 542 tapi setelah ditelisik ada 364 keluarga itu kita berikan, panti-panti dan pondok pesantren,” terangnya.
“Misalnya di pondok pesantren nurul huda, di sana ada 423 anak. kemudian panti lansia ada 11 yang kita prioritaskan secara bergantian,” tutur Siti.