Bewarajabar.com – Para peneliti menduga bahwa virus Covid-19 varian omicron memperoleh satu dari puluhan mutasinya dengan mengambil potongan materi genetik dari virus lain, yang salah satunya adalah virus yang menyebabkan flu biasa.
Menurut para peneliti tersebut, urutan genetik varian omicron tidak terdapat dalam versi virus Corona sebelumnya, yang disebut SARS-CoV-2.
“Dengan memasukkan potongan khusus ini ke dalam dirinya sendiri, omicron mungkin membuat dirinya terlihat “lebih manusiawi,” yang akan membantunya menghindari serangan oleh sistem kekebalan manusia,” katanya, Dikutip dari tribunnews.com, Minggu (5/12/2021).
Hal ini bisa berarti virus akan lebih mudah menular, dan kemungkinan hanya menyebabkan penyakit ringan atau tanpa gejala. Namun para ilmuwan belum mengetahui apakah omicron lebih menular daripada varian lainnya.
Juga tentang kemungkinan menyebabkan penyakit yang lebih parah atau akan menyalip Delta sebagai varian yang paling mendominasi saat ini.
Menurut Soundararajan, perlu beberapa minggu untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut.
Sementara, sel-sel di paru-paru dan sistem pencernaan dapat menampung SARS-CoV-2 dan virus Corona flu biasa secara bersamaan, menurut penelitian sebelumnya.
“Infeksi semacam itu memicu terjadinya rekombinasi virus, sebuah proses di mana dua virus berbeda dalam sel inang yang sama berinteraksi sambil membuat salinan dirinya sendiri, menghasilkan salinan baru yang memiliki beberapa materi genetik dari kedua ‘orang tuanya’.”
“Mutasi baru ini pertama kali dapat terjadi pada orang yang terinfeksi kedua patogen ketika versi SARS-CoV-2 mengambil urutan genetik dari virus lain,” kata Soundararajan dan rekannya dalam sebuah penelitian, yang belum ditinjau oleh rekan sejawat.
“Urutan genetik yang sama muncul berkali-kali pada salah satu virus corona yang menyebabkan pilek pada manusia dikenal sebagai HCoV-229E dan pada virus human immunodeficiency (HIV) yang menyebabkan AIDS,” tambah Soundararajan.
Di sisi lain, Afrika Selatan, tempat omicron pertama kali diidentifikasi, memiliki tingkat HIV tertinggi di dunia, yang melemahkan sistem kekebalan dan meningkatkan kerentanan seseorang terhadap infeksi virus flu biasa dan patogen lainnya.
“Di bagian dunia itu, ada banyak orang di mana rekombinasi yang menambahkan rangkaian gen yang ada di mana-mana ini ke omicron mungkin telah terjadi,” kata Soundararajan.
“Kami mungkin melewatkan banyak generasi rekombinasi” yang terjadi dari waktu ke waktu dan yang menyebabkan munculnya Omicron,” Soundararajan menambahkan.
Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi asal mula mutasi omicron dan pengaruhnya terhadap fungsi dan transmisibilitas. Ada hipotesis yang bersaing bahwa varian terbaru mungkin telah menghabiskan beberapa waktu untuk berevolusi dalam inang hewan.
Sementara itu, Soundararajan mengatakan, temuan baru menggarisbawahi pentingnya orang mendapatkan vaksin covid-19 yang tersedia saat ini.
“Anda harus memvaksinasi untuk mengurangi kemungkinan orang lain, yang kekebalannya terganggu, akan menghadapi virus SARS-CoV-2,” kata Soundararajan.