Bandung, BewaraJabar — Letak geografis Kota Bandung berada di cekungan yang dikelilingi pegunungan dan di bawah patahan atau sesar Lembang. Sehingga Kota Bandung memiliki risiko cukup tinggi terjadinya bencana, seperti gempa bumi dan banjir.
Untuk meminimalisir risiko, dibutuhkan kajian mitigasi bencana yang tepat dan terukur sebagai bahan dasar dalam perencanaan penanganan kebencanaan di Kota Bandung.
Hal itu diungkapkan Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana saat membuka Seminar Kajian Bencana secara virtual, di Balai Kota Bandung, Senin 27 September 2021.
Yana menerangkan, dampak dari bencana gempa atau banjir yang terjadi tidak hanya akan dirasakan warga Kota Bandung, tetapi dapat berakibat lebih luas.
“Dengan begitu perlu adanya perubahan pola pikir dari penanggulangan bencana ke pengurangan rIsiko bencana,” ungkapnya.
Yana menyebut, ada tiga hal penting yang perlu dilakukan. Pertama pengenalan dan pengkajian ancaman bencana. Kedua pemahaman tentang kerentanan masyarakat, dan terakhir menganalisis kemungkinan dampak bencana.
“Ketiga hal tersebut akan memberikan pilihan tindakan pengurangan risiko bencana dan memudahkan kita dalam membuat mekanisme penanggulangan dampak bencana,” tuturnya.
Karenanya, Yana meminta para kepala perangkat daerah, camat maupun lurah untuk segera menindaklanjuti kajian risiko bencana di Kota Bandung.
“Perlu kita ingat bersama bahwa sehebat apapun rencana selalu ada kemungkinan menemui kegagalan. Tapi tanpa rencana, itu artinya kita sedang merencanakan kegagalan,” tuturnya.