BEWARAJABAR |BANDUNG — Mewujudkan Kota Bandung yang unggul dalam pelayanan kepada masyarakat menjadi kebijakan yang terus digencarkan Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung.
Langkah itu salah satunya dilakukan dengan terus mendorong implementasi smart city melalui transformasi digital di berbagai aspek pelayanan masyarakat.
Menyandang predikat sebagai pelopor smart city di Indonesia, keseriusan Pemkot Bandung dalam menguatkan ornamen pendukung smart city memang tak pernah berhenti. Khususnya dalam mengupayakan transformasi digital sebagai pilar penting perwujudan Smart City Bandung.
Motivasi untuk melakukan transformasi digital Kota Bandung pun kian menjadi setelah adanya badai pandemi. Karena tak bisa dipungkiri, pandemi Covid-19 yang mengharuskan pemberlakuan beberapa pembatasan harus mampu dipecahkan melalui peralihan go digital.
Wali Kota Bandung, Yana Mulyana mengungkapkan, transformasi digital menjadi sebuah keniscayaan bagi Pemerintah Kota Bandung. Bukan hanya sebagai implementasi dari program Smart City Bandung tetapi karena komitmen dalam memberikan kemudahan kepada masyarakat.
Sejauh ini menurut Yana transformasi digital Kota Bandung telah menyentuk hampir pada berbagai aspek pelayanan. Misalnya menurut Yana dalam pelayanan kependudukan misalnya, Kota Bandung telah menghadirkan banyak layanan digital seperti e-Spasi atau sistem pendaftaran online 24 jam, Anjungan KIA (Kartu Identitas Anak), Ruang Galeri atau Mini Command Center yang merupakan ruang monitoring pelayanan kependudukan di Kantor Disdukcapil maupun kecamatan.
Kemudian menurut Yana ada e-PunTEN atau Elektronik Pendaftaran Penduduk Non Permanen yang merupakan terobosan untuk pelayanan adminstrasi kependudukan dalam bentuk aplikasi.
“Transfrmasi digital dalam pelayanan kependudukan juga dilakukan melalui inovasi Salaman yakni terobosan layanan administrasi kependudakan secara online melalui website Disdukcapil Kota Bandung, serta Pemuda yakni Pemutakhiran Data Mandiri merupakan aplikasi berbasis web dan mobile yang difungsikan untuk pembaruan data kependudukan secara mandiri,” paparnya.
Kang Yana sapaan akrabnya Yana Mulyana menambahkan, transformasi digital Kota Bandung juga dilakukan dalam memberikan kemudahan bagi para pencari kerja dengan hadirnya Aplikasi New BIMMA (Bandung Integrated Manpower Management Application) yang memudahkan masyarakat mengurusi pembuatan AK-1 atau Kartu Pencari Kerja, Pelatihan dan pemagangan, uji kompetensi, maupun pencatatan perselisihan dan layanan lainnya.
Kemudahan warga Kota Bandung juga diberikan dalam memenuhi kewajiban membayar pajak melalui inovasi e-SATRiA yang berfungsi memfasilitasi wajib pajak untuk membayar kewajibannya tanpa perlu datang ke kantor Badan Pengelolaan Pendapatan Daerah. Inovasi sukses mengantarkan Kota Bandung masuk Top 99 Inovasi Pelayanan Publik 2018.
Yana menambahkan, sebagai kota kreatif yang banyak memiliki UMKM, Kota Bandung juga mendukung pertumbuhan pelaku usaha dengan menghadirkan aplikasi SIRKUIT atau Sistem Informasi Kewirausahaan UMKM Terintegrasi serta Salapak yang menjadi wadah pameran produk secara offline dan online.
Komitmen Pemkot Bandung dalam menghadirkan kemudahan pelayanan melalui transformasi digital tentu bukan sekadar slogan. “Sebagai bukti ada sekitar 75 inovasi yang dihadirkan melalui organisasi perangkat daerah (OPD) dengan sebagaian besarnya berbasis digital,” paparnya.
Selaras dengan semangat implementasi smart city lanjut Yana, Kota Bandung juga terus berusaha mengintegrasikan seluruh aplikasi yang ada dengan hadirnya Bandung Sadayana sebagai rumah digital bagi semua aplikasi. Hadirnya Bandung Sadayana juga sekaligus berperan sebagai wadah literasi digital dan kolaborasi masyarakat Kota Bandung.
Inovasi Bandung Sadayana, juga dilengkapi fitur pendukung yang terintegrasi dengan berbagai layanan digital pemerintah, start up di Kota Bandung Bandung dan instansi lainnya seperti layanan kependudukan, perizinan, perpajakan, CCTV, stok darah PMI, harga pangan PD Pasar, open data, informasi Covid-19, JDIH, BPOM, tourism, LAPOR!, hingga Call Center 112.
Yana menambahkan, Pemkot Bandung juga mendorong akselerasi ekonomi lewat transaksi digital dengan secara aktif mengkampanyekan media QRIS. Hasilnya, Pemerintah Kota berhasil menduduki peringkat satu sebagai pemerintah daerah yang menerapkan transaksi elektronik di Jawa Barat. Raihan peringkat satu itu didapat dari proses digitalisasi dalam bertransaksi di tingkat pemerintah daerah.
“Disamping itu, kami juga terus berinovasi dalam mewujudkan sistem pemerintahan berbasis elektronik terpadu melalui penerapan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE). Terlebih di masa pandemi seperti saat ini, karena penyelenggaraan pemerintah dan pelayanan publik dituntut tetap berjalan dengan baik. Sehingga pemberian layanan kepada masyarakat dengan menerapkan Sistem Pemerintah Berbasis Elektronik (SPBE) menjadi alternatif pelayanan publik yang perlu dioptimalkan khususnya dalam tatanan normal baru,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Bandung, Yayan A. Brilyana mengatakan, salah satu yang mendasari penerapan SPBE di Kota Bandung karena sebagian besar penduduk Kota Bandung pengguna internet. “Sebanyak 85,2 persen atau 2,1 juta dari 2,5 juta penduduk bandung adalh pengguna internet, jadi otomatis di masyarakatnya ingin mendapatkan pelayanan secara online, cepat, dan tepat,” katanya.
Yayan menambahkan, transformasi digital di Kota Bandung tidak hanya dengan mendorong lahirnya pelayanan dalam genggaman tangan tetapi juga turut menghadirkan keamanan. Langkah itupun diwujudkan melalui kerjasama antara Pemkot Bandung dengan perusahaan keamanan sistem yang berinduk di Korea, Steal Alien Indonesia menjaga, meningkatkan dan memperkuat keamanan siber. ********