Bandung, BewaraJabar — Pemerintah Kota Bandung berkomitmen memberi layanan kesehatan yang maksimal bagi masyarakat. Sebab pelayanan publik merupakan hak bagi setiap warga negara Indonesia.
Untuk itu, Pemkot Bandung bekerja sama dengan PT Jasamedika Sarana akan mengembangkan sebuah aplikasi perangkat lunak (sofware application) yang mampu menampung semua informasi dari seluruh Rumah Sakit (RS) di Kota Bandung.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bandung, Ema Sumarna mengatakan, nantinya aplikasi tersebut dapat diakses dengan mudah oleh masyarakat. Hanya dalam satu genggaman, semua informasi pelayanan kesehatan tersedia dalam satu aplikasi.
Misalnya, seperti data ketersediaan jumlah kamar tidur yang kosong, ruangan ICU, oksigen, dan lain sebagainya.
“Jadi begitu ada masyarakat yang terkena persoalan kesehatan mereka akan tahu harus kemana, itu kepentingan ideal,” tuturnya saat membuka Sosialisasi Sistem Informasi dan Manajemen Rumah Sakit di Kota Bandung di Jalan Cikutra Baru Raya, Rabu 1 September 2021.
Sehingga nantinya, terang Ema, masyarakat bisa mengetahui situasi dan kondisi di RS. Harapannya, tak ada lagi masyarakat yang kesulitan mencari RS yang kosong.
“Saya ingin masyarakat itu nanti segala sesuatunya lebih mudah, semua informasi itu hanya dalam satu genggaman,” tuturnya.
“Insyaallah Oktober bisa mulai diakses oleh masyarakat, tinggal nanti publikasinya,” imbuhnya.
Di samping itu, Ema mengingatkan, hadirnya aplikasi ini merupakan bagian dari komitmen yang kuat. Bahwa dalam menangani masalah apapun terutama kesehatan, perlu adanya dorongan dan komitmen yang kuat dari siapapun.
“Tanpa komitmen, pergerakan mencapai tujuan organisasi itu tak akan tercapai. Untuk itu mari kita berkomitmen,” serunya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung, dr Ahyani Raksanagara mengakui tantangan saat Kota Bandung darurat pandemi kemarin yakni minimnya informasi terkait RS yang kosong.
Sehingga hal itu menyebabkan terjadinya keterlambatan pelayanan dan berdampak kepada keselamatan masyarakat.
“Kemarin kita tidak mengetahui RS yang kosong dan masyarakat tidak mengetahui harus datang kemana,” tuturnya.
Sehingga dengan hadirnya sistem yang nantinya terintegrasi dengan 37 Rumah Sakit, 80 Puskesmas, dan Klinik utama di Kota Bandung, diharapkan mampu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, dan mengurangi fatalitas.
“Diharapkan nanti ada terintegrasi antara seluruh RS untuk data-data tertentu yang dibutuhkan, baik oleh Pemkot sebagai dasar kebijakan dan juga bagi masyarakat,” tuturnya.