Bandung, Bewarajabar.com – Perjalanan yang ditempuh oleh Tim EIGER Adventure ke Madrasah Ibtidaiyah (MI) Cangkuang di Kampung Langkob, Desa Bojongsalam, Kecamatan Rongga, Kabupaten Bandung Barat, adalah sebuah pengalaman yang tidak hanya menguji ketahanan fisik, tetapi juga menegaskan komitmen untuk menjalin silaturahmi.
Tim EIGER berangkat dari Kota Bandung, menembus jalur darat yang memukau dan penuh tantangan, selama kurang lebih empat jam.
Perjalanan ini membawa mereka melewati jajaran pegunungan tinggi yang menjulang di bagian selatan Jawa Barat, pemandangan alam yang mengagumkan serta udara segar yang menyejukkan hati.
Tim Eiger datang di musim kemarau, tidak terbayang bagaimana kesulitannya melintasi jalan ini di musim hujan yang licin.
Lokasi sekolah ini benar-benar berada di titik tertinggi dari desa-desa di sekelilingnya. Jalan terjal berbatu hanya bisa dicapai menggunakan ojek motor dengan spesifikasi khusus, agar sanggup melibas tanjakan berbatu dan curam berkilo-kilo meter sampai ke lokasi MI Cangkuang.
Hari itu jadi istimewa bagi siswa-siswi MI Cangkuang. Paras bahagia nampak dari para siswa dan guru yang menyambut ramah rombongan EIGER Adventure dari Bandung. Meski bangunan sekolah mereka hampir roboh, tak pernah menyurutkan langkah mereka tiap hari berangkat belajar menuju sekolah.
Ebenhard Ekaputra CSR Officer PT Eigerindo MPI selaku distributor tunggal brand EIGER Adventure mengatakan, sekaligus bersilaturahmi tim EIGER juga membawa puluhan paket untuk anak-anak sekolah MI Cangkuang.
Kami datang ke sini membawa paket berisi kurang lebih 70 tas EIGER untuk siswa dan 7 tas lainnya untuk guru juga kepala sekolah di lokasi terpencil ini,” ungkap Ebenhard.
Ebenhard menambahkan, informasi awal tentang sekolah ini diterima EIGER melalui jurnalis Pikiran Rakyat yang mewartakan tentang kondisi miris sekolah MI Cangkuang, lantai dan langit-langit bolong, tembok pun beberapa bagiannya roboh tak lagi bisa digunakan sebagai kelas.
“Informasi yang kami dapatkan bangunan sekolahnya hampir ambruk. Kami tidak menyangka masih ada bangunan sekolah yang kondisinya tak layak, namun semangat siswanya tak luntur untuk terus belajar. Apalagi lokasinya masih temasuk dalam wilayah Kabupaten Bandung Barat, meskipun berada di ujung pelosok, berbatasan dengan Cianjur, di area pegunungan yang terpencil,” cerita Ebenhard.
Ebenhard berharap, kedatangan EIGER Adventure ke sekolah ini bakal jadi pembuka jalan kebaikan bagi pihak lain yang ingin menengok langsung kondisi MI Cangkuang.
“Bantuan yang diantar EIGER ke sini memang tidak berhubungan dengan infrastruktur sekolah seperti kondisi kelas dan bangunan. Tetapi mudah-mudahan dengan datangnya kami ke sini, membuka jalan bagi pihak lain untuk sambung lagi kebaikannya sampai sini,” ujar Ebenhard.
Tuturan syukur disampaikan oleh Kepala Sekolah MI Cangkuang Asep Surahman. Ia menyampaikan, sudah belasan tahun sekolahnya tak tersentuh bantuan sama sekali.
“Sejak tahun 2000 sampai 2024, memang sekolah ini dikucilkan, belum ada bantuan. Sekarang alhamdulillah ada kiriman tas EIGER yang bagus. Anak-anak ini bisa menggunakan tas bagus seperti di daerah-daerah perkotaan. Saya berterima kasih kepada EIGER,” ungkap Asep.
Tawa ceria nan tulus dari anak-anak MI Cangkuang berhasil kami rekam dalam lensa kamera. Tak henti, mereka pun merapal ucapan syukur. Kami, tim EIGER Adventure pun berpamitan, kembali ke Bandung yang berjarak kurang lebih 70 Km dari lokasi terpencil ini.
“Semoga EIGER bisa kembali lagi ke sini. Sambung silaturahmi dengan anak-anak ini juga bapak dan ibu guru. Semoga keberkahan selalu dilimpahkan ke mereka, para pejuang pendidikan di pelosok, di puncak-puncak gunung terjal dan terpencil ini, semangat terus sekolahnya!,” pungkas Ebenhard. ***