Bandung, Bewarajabar.com — Komunitas Serlok Bantaran Indonesia menggagas konservasi bambu, mata air, dan ikan native di Bantaran Sungai Cikapundung yang merupakan kolaborasi dengan Pemerintah Kota Bandung melalui Dinas Pekerjaan Umum (DPU) dan bersama pihak lainnya.
“Pemkot Bandung mendukung upaya Revitalisasi Sungai Cikapudung dan Serlok Bantaran,” kata founder Serlok Bantaran Indonesia, Nusep Supriadi.
Nusep mengungkapkan, Komunitas Serlok Bantaran Indonesia berdiri dua tahun lalu. Nusep juga tergabung dalam komunitas Gejebur Tubing Adventure yang sering melakukan kegiatan “kukuyaan”. Baik Serlok Bantaran Indonesia maupun Gejebur Tubing Adventure, beranggotakan pecinta sungai.
Nusep menuturkan, Sungai Cikapundung dulunya menjadi habitat banyak ikan-ikan sungai, seperti ikan badar, nilem, kekel, beunteur, dan lalawak. Namun saat ini hampir semua jenis ikan tersebut tidak lagi hidup di Sungai Cikapundung, Kalaupun ada iklan yang hidup, merupakan ikan pendatang seperti lele yang sebetulnya predator.
Saat ini Serlok Bantaran bisa dikunjungi masyarakat. Karena pandemi Covid-19, pengunjung dibatasi.
Nusep menginginkan para pengunjung tidak hanya berwisata atau ber”selfie” saja. Dia berharap pengunjung mendapat nilai edukasi.
Selain menikmati keindahan, pengunjung bisa mendapati beragam kerajiban olahan bambu seperti sedotan bambu. Juga bisa melihat kerajibab hasil daur ulang limbah plastik.
“Awal berdirinya Serlok Bantaran, salah satunya untuk mengurangi limbah plastik, salah satunya sedotan plastik yang hanya jadi barang sekali pakai,” kata Nusep.