Jakarta, bewarajabar.com – Keberadaan Jakarta Dance Meet Up (JDMU) diharapkan bisa dijadikan sarana komunikasi. Antara Penari dan Koreografer, untuk terus menghasilkan Karya Tari yang mumpuni demi kemajuan Tari Indonesia.
Seleksi JDMU merupakan kelanjutan dari JDMU Reguler. Reguler JDMU adalah pertemuan antar Komunitas Tari di Jakarta ini, diharapkan menghasilkan Karya-Karya Baru lewat diskusi yang diselenggarakan. Gagasan Penciptaan dan Karya yang menunjukkan itu. Akan membahas lewat berbagai Pengamatan dan Diskusi Karya. Dengan begitu, Pilihan JDMU adalah pilihan Karya-Karya yang memiliki potensi. Untuk melanjutkan ke Model Produksi yang lebih kuat dan dapat dipertanggungjawabkan. Tahap ini merupakan hasil dari pengalaman yang diperoleh setiap komunitas di JDMU Reguler.
Karena kelompok Tari di ini berasal dari Komunitas yang bergabung di sebelumnya. Maka untuk memperdalam apa yang telah mereka peroleh, program ini memberikan fasilitas ChoreoLab. Kepada setiap komunitas di Seleksi JDMU.
Fasilitas ini memungkinkan Komunitas-Komunitas Seni tersebut. Untuk mendapatkan pandangan-pandangan baru dalam membuat Karya dari Narasumber yang beragam. Tidak hanya dari dunia Tari saja, tetapi juga dari disiplin Seni lainnya.
Keberbagai cara melihat berbagai disiplin ilmu. Yang diharapkan memunculkan publikasi baru di ChoreoLab.
Dalam ChoreoLab, peserta JDMU mendapat masukan dari kelas dari sejumlah pihak dari berbagai keahlian. Seperti Iskandar K Loedin (Artistik) Otto Siddharta (Musik) dan Anusirwan (Tari). Selain itu, seluruh aktivitas, evaluasi juga perkembangan JDMU juga. Dibukukan yang ditulis oleh pengamat Tari Fariq Alfaruqi.
Dengan demikian manfaat JDMU bukan saja dirasakan langsung peserta JDMU, tapi juga terdokumentasi dan tertulis dalam bentuk buku yang dapat dipelajari masyarakat luas. Untuk menjaga keberlangsungan JDMU ini, memiliki Board Executive yang bertugas merumuskan dan menyelenggaran yang terdiri dari Hartati, Rusdy Rukmarata, Yola Yulfianti dan Josh Marcy.
Yola Yulfianti selaku Komite Tari Dewan Kesenian Jakarta menegaskan, “JDMU Selection ini pada prinsipnya, tidak hanya memperkuat jejaring antar Komunitas yang sudah terbentuk. Tetapi juga menitik-beratkan pada penguatan kerja-kerja di belakang layar, proses kreatif dan sebagainya.
”Karena itu, aspek-aspek yang berkaitan dengan materi pendalaman, penguatan konsep, evaluasi, dan sebagainya, mendapat tempat yang lebih banyak dan lebih kompeten.
Untuk itu, para peserta juga ikut serta dalam berbagai kegiatan yang diharapkan bisa mendapat dukungan dari Karya serta Wawasan. Serta jejaring untuk menjadi yang lebih baik.
Acara-acara tersebut memuat:
1. September: FGD tentang visi dan konsep karya
Hanya dihadiri oleh Koreografer dan membawa visi Karya Baru.
2. Oktober: FGD tentang Struktur Karya, Skenografi, Musik untuk Tari, proses persentasi Karya. Setiap Koreografer Presentasi Progres Karya (dengan Penari) dan Diskusi.
3. November: presentasi Progres Karya (dengan Penari) dan Diskusi.
Nama Koreografer dan Komunitas yang terpilih:
1. Abu Hasan Lobubun (Daun Gatal)
2. Alisa Soelaeman (Alisa Soelaeman Danceworks)
3. Annisa Nurkhadijah (Komunitas Dansa KIG UPI Bandung)
4. Bathara Saverigadi Dewandro (Seni Swargaloka)
5. Ken Nala Amrytha (EKI ON CALL)
6. Nudiandra Sarasvati (MUDAMOVE)
7. Marich Prakoso Kekasih (Tari Kreativitat Indonesia)
8. Trianna Ambarwati (Lentera Fannani).