Bewarajabar.com – China telah memerintahkan kota Xi’an untuk lockdown lagi. Seperti dalam penjagaan yang ketat dalam memasuki beberapa kawasan harus antre terlebih dahulu untuk uji Covid-19.
Meskipun di negara ini kasus Covid-19 sudah mereda cenderung tidak ada namun tetap ada aturan yang ketat, pun bahkan saat ada kasus Covid-19 mendapatkan peraturan larangan yang ketat untuk kebaikan bersama negaranya.
Dilansir dari detik.com, warga Xi’an, Wei, mengatakan kepada AFP bahwa penguncian telah membuatnya merasa ‘sengsara’, karena serangkaian wabah telah mencegahnya melihat suaminya, yang tinggal di Beijing, selama berbulan-bulan.
“Beijing mengalami wabah beberapa waktu lalu, dan sekarang Xi’an memiliki wabah, itu hanya berganti-ganti,” kata Wei.
Penguncian terjadi pada saat yang buruk bagi pelamar sekolah pascasarjana, yang sekarang berjuang untuk memastikan mereka dapat mengikuti ujian masuk pascasarjana nasional akhir pekan mendatang.
“Sudah seminggu kecemasan,” kata salah satu calon ujian yang menolak menyebutkan namanya.
“Pusat ujian membutuhkan dua sertifikat asam nukleat dari 48 jam terakhir. Tapi sekarang pusat ujian terdekat hanya memberikan hasil elektronik, rumah sakit terdekat ditutup, dan pusat ujian tidak akan menjawab telepon,” tambahnya.
Dengan jalan yang diblokir, dia tidak tahu bagaimana dia akan mencapai lokasi ujian.
Media lokal menunjukkan penduduk berbondong-bondong ke pasar untuk membeli persediaan ketika berita tentang penguncian yang akan datang pecah pada hari Rabu.
Sementara itu Global Times, media yang dikelola pemerintah China memperingatkan Xi’an sedang menghadapi “ujian besar atas kemampuan pemerintahannya”.
Banyak pejabat lokal di seluruh China telah dipecat setelah dinilai menangani wabah dengan buruk, mendorong pemerintah daerah untuk mempertahankan aturan yang ketat.
Di Xi’an, operator lokasi wisata yang cemas telah meminta pengunjung untuk menunjukkan tes COVID-19 negatif untuk masuk sebelum wabah, dengan kedatangan kereta api perlu membuktikan bahwa mereka negatif Covid-19.
Negara tempat Covid-19 pertama kali terdeteksi ini telah menurunkan tingkat infeksi dengan melakukan berbagai kebijakan untuk mencegah penularan seperti memutus transportasi, mengisolasi penduduk lokal, dan menguji jutaan orang dengan peraturan yang ketat.