Bewarajabar, Bandung – Ketua DPRD Kota Bandung, H. Tedy Rusmawan, A.T., M.M., berharap penurunan angka stunting melalui Rembug Stunting Kota Bandung 2023.
Terlebih setelah Penandatangan Kesepakatan dan Komitmen yang dilakukan oleh para stakeholder di Kota Bandung terkait persoalan stunting.
“Rembug Stunting bertujuan memperkuat koordinasi antara pemerintah daerah, lembaga nonpemerintah, masyarakat sipil, sektor swasta, dan berbagai pemangku kepentingan terkait lainnya dalam mengurangi prevalensi stunting,” ujarnya, pada Rembug Stunting Kota Bandung 2023 di Hotel El Royale, Bandung, Senin (31/7/2023).
Menurut Tedy, Rembug Stunting merupakan upaya untuk membangun konsensus atau kesepakatan bersama, dalam upaya mengatasi permasalahan stunting di Kota Bandung.
Oleh karena itu, melalui forum tersebut akan membahas dan menyusun berbagai solusi dan strategi yang komprehensif dalam upaya pencegahan dan penanggulangan stunting.
“Serta mengidentifikasi hambatan dan tantangan yang ada dalam penanggulangan stunting, kemudian mencari cara untuk mengatasinya dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan,” tuturnya.
Hal tersebut dibutuhkan dalam mencapai target angka penurunan stunting sampai 14 persen di tahun 2024.
Dengan demikian, Rembug Stunting diharapkan dapat menjadi forum kolaborasi yang efektif untuk merumuskan kebijakan dan tindakan nyata, dalam upaya percepatan penurunan prevalensi stunting di Kota Bandung.
“Dalam rangka percepatan penurunan stunting kita perlu fokus pada upaya pencegahan. Untuk mencegah stunting, berbagai intervensi harusnya dimulai sejak dini dengan ditujukan pada keluarga-keluarga beresiko stunting, agar tidak sampai terjadi stunting di generasi selanjutnya,” katanya.
Ia menilai, pemerintah daerah perlu meningkatkan aksesibilitas dan kualitas layanan kesehatan dengan membangun, memperkuat, meningkatkan jumlah dan kualitas pelayanan kesehatan.
Selain itu, perlu dipastikan bahwa program-program yang telah diluncurkan oleh pemerintah untuk mengurangi stunting berjalan efektif dan tepat sasaran.
“Untuk itu, kita harus memiliki sistem pemantauan dan evaluasi yang kuat untuk program-program tersebut, sehingga dapat diidentifikasi dan diatasi hambatan atau kendala yang terjadi,” ucapnya.
Ia juga berharap para kepala perangkat daerah, camat, dan lurah agar menjadikan stunting sebagai program prioritas.
Termasuk mengalokasikan anggaran untuk penanganan stunting, agar dapat terus berinovasi dan berkolaborasi dengan memanfaatkan seluruh potensi yang ada di wilayah.
“Kami mendukung sepenuhnya setiap upaya dan kebijakan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Bandung dalam mengatasi permasalahan stunting,” katanya.
Tedy juga mengajak seluruh elemen masyarakat kota bandung termasuk media massa, dunia usaha, komunitas, akademisi, lembaga keagamaan maupun lembaga kemasyarakatan untuk berpartisipasi aktif.
Diharapkan seluruh elemen bergerak bersama memberikan informasi dan pemahaman agar percepatan pencegahan dan penanganan stunting dapat segera terwujud.
“Bersama kita fokuskan upaya kita untuk menuntaskan permasalahan stunting di Kota Bandung,” katanya.*