Bandung, Bewarajabar — Pakar Hukum Tata Negara Universitas Khatolik Parahyangan (Unpar) Bandung, Asep Warlan Yusuf menilai, tiga tahun masa kepemimpinan Oded M. Danial dan Yana Mulyana di Kota Bandung berjalan cukup baik. Sekalipun sejumlah program tersendat karena pandemi Covid-19.
Menurut Asep, poin utama dalam menjaga performa kepemimpinan Kota Bandung juga terletak pada keharmonisan yang terbangun antara Oded dan Yana.
Selain itu, kedua pimpinan tersebut juga piawai menjaga soliditas bersama Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Bandung, Ema Sumarna.
Asep mengungkapkan, kunci pentingnya stabilitas Pemkot Bandung dipegang oleh Oded dan Yana yang sangat memahami potensi dan karakter Ema. Sehingga psikologis dan kompetensi Ema dapat terkelola secara tepat.
“Mereka pegang betul. Bukan berarti menjinakan harus nurut tapi Pak Ema diberikan kesempatan berkreasi. Dan Pak Ema juga percaya tidak dizolimi pimpinan,” ucap Asep.
Penilaian Asep, kecermatan Oded dan Yana dalam memberikan porsi kepada sekda inilah yang membuat Ema nyaman menjalankan perannya.
Hasilnya, birokrasi Pemkot Bandung berjalan optimal sesuai dengan arahan Oded dan Yana serta tetap mengakomodir gagasan Ema.
“Ini membuat nyaman Pak Ema sehingga lurus menjalankan birokraksi. Karena sepanjang Pak Ema bagus, mereka (Oded-Yana) sangat mendorong,” jelas Asep.
“Tapi kalau ada apa-apa mereka (Oded dan Yana) selalu menunjukan Sekda dihargai martabatnya. Pak Ema bisa ngigelan dan ngigelkeun pimpinan,” imbuhnya.
Asep mengikuti betul sepak terjang Oded, Yana dan Ema yang saling mengisi dalam komposisi paling baik. Dua tahun pascapelantikan, sinergisitas ketiganya memiliki porsi yang pas untuk kebutuhan Kota Bandung.
“Mereka pada trek yang benar dan dibutuhkan oleh masyarakat, oleh pemerintahan dan dewan (DPRD Kota Bandung). Selama ini komunikasinya bagus jaadi tidak susah. Sebenarnya kalau ada apa-apa ini memang gampang,” ucapnya.
Asep memaparkan, kekompakan antara kepala daerah (wali kota dan wakilnya) sebagai pejabat politis bersama sekda sebagai aparat pemerintahan menjadi sangat penting.
Terlebih dalam situasi kekinian yang tengah berjuang melawan Covid-19. Setiap pemerintahan di Indonesia fokus untuk menanganinya.
“Secara objektif, ini tiga serangkai yang kompak. Tidak banyak gesekan apalagi konflik. Itu penting, dan memang lagi-lagi problemnya di 2020 ini banyak tersendat karena Mang Oded dan Pak Ema Sumarna sedang konsentrasi ke Gugus Tugas mengurus kesehatan, ekonomi, pendidikan dan juga kondisi masysrakat,” jelasnya.
Selain masalah sinergisitas, sambung Asep, kinerja pemerintahan juga dapat ditinjau dari etika yang dipakai oleh para pejabatnya.
Ia menilai, baik Ema maupun Oded M. Danial sama-sama menunjukan kinerja dan tetap menjunjung norma sangat baik ketika menjalankan pemerintahan.
“Pak Ema secara teknis birokrasi bagus. Dia menghargai arahan Wali Kota. Ini yang sangat bagus. Dia tahu apa yang dilakukan. Kalau ada kebijakan, dia selalu meminta arahan dari Wali Kota, dan setelah itu baru dia memberikan pilihan alternatif,” ungkap Asep.