Bandung, Bewarajabar.com — Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) Tingkat Provinsi Jawa Barat (Jabar) Tahun 2020 digelar melalui virtual melalui teleconference dari Gedung Pakuan, Kota Bandung, Sabtu (2/5/20). Peringatan di Jabar ini diaktifkan 3.000 peserta yang terhubung dalam jaringan (berani / online).
Peserta yang terlibat dalam Hardiknas Tingkat Jabar Tahun 2020 ini memuat Pejabat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) yang berkantor di Jabar, Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi Jabar, Kepala Dinas Pendidikan kabupaten / kota se-Jabar, Ketua Dewan Pendidikan Provinsi Jabar, ketua organisasi / musyawarah / forum bidang Pendidikan se-Jabar, pejabat di Dinas Pendidikan Provinsi Jabar, serta kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru, dan peserta didik di SMA / SMK / SLB negeri dan swasta se-Jabar.
Dalam sambutannya, Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengatakan, cara mengatur yang baru ini mengatur dengan dunia yang dilanda pandemi COVID-19. Pandemi ini pun, katakanlah gubernur, menjadi revolusi dunia yang setelah revolusi industri dan revolusi teknologi informasi.
“Hari ini berbeda dengan tahun lalu. Kita merayakan Hari Pendidikan Nasional dengan cara yang baru, ”tutur Kang Emil –sapaan Ridwan Kamil.
“Hari ini kita mendapatkan takdir sejarah sebagai manusia-manusia yang mengalami revolusi oleh (pandemi) COVID-19 ini. Revolusi ini akan mengubah cara kita dalam melakukan sosial, melaksanakan pemerintahan dan pembangunan, dan mengubah cara kita melakukan kegiatan pendidikan, ”tambahnya.
Kang Emil juga mengutip, revolusi dari pandemi global dan revolusi informasi ini menimbulkan tantangan-ancaman baru pada anak didik, salah satunya adalah ancaman ideologi. Untuk itu, Kang Emil mengimbau seluruh peserta didik agar meminta Pancasila sebagai landasan bangsa.
Kepada para kepala sekolah, Kang Emilahkan agar mereka senantiasa mendukung benteng Pancasila serta menerapkan dan mengamalkan makna Pancasila di sekolah.
“Saya titipkan karena revolusi (akibat pandemi) COVID-19 dan revolusi informasi, tantangan-tantangan hadir di anak-anak didik kita, ke lingkungan sekolah kita. Ancaman ideologi yang ingin diambil Pancasila adalah nyata. Oleh karena itu, Pancasila harus tetap menjadi landasan bangsa Indonesia, ”ujar Kang Emil.
“Para kepala sekolah saya titip, jadikan benteng Pancasila yang bisa kuat, tidak bisa dihafalkan setiap upacara bendera, tapi yang terpenting diamalkan, karena hari ini pintar saja tidak cukup, kita harus punya kepintaran dan juga karakter,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jabar, Dewi Sartika, melaporkan, mengadili, Tingkatkan, Tingkat Provinsi, Jabar. Tahun 2020, ini menggerakkan momentum pengabdian pendidikan, terutama dalam menyongsong Indonesia Emas di 2045.
Dewi juga berharap, mengubah maya ini dapat dimaknai pendidikan harus terus berjalan di tengah keterbatasan, contohnya dalam kondisi pandemi COVID-19 ini.
“Peringatan tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya, tidak diatur dalam format upacara bendera yang diterima pandemi COVID-19, namun diatur dalam format virtual, namun dengan semangat yang sama sebagai momentum bagi kita semua untuk senantiasa “Ucap Dewi.
“Diharapkan (pada) momentum Hardiknas ini, dapat kita resapi bersama khusus untuk meyakinkan kita bersama bahwa pendidikan akan terus hidup dan berkembang sesuai dengan pandemik seperti sekarang,” tuturnya.