Bandung,bewarajabar.com- Satuan Binmas Polrestabes Bandung, gelar Forum Group Discustion (FGD) di Ibis Hotels TSM, Jl. Gatot Subroto no 289 Kota Bandung, Jum’at (31/01/2020) mulai pukul 13.30 sampai dengan 16.00 WIB.
Kegiatan FGD Sat Binmas di Ibis Hotels dengan tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda dan potensi masyarakat lainnya, dalam rangka antisipasi faham radikalisme dan anti Pancasila di Kota Bandung.
Sebagai narasumber dalam kegiatan tetsebut, Kasat Binmas Polrestabes Bandung, AKBP Sukana Hermansyah, SH, MM diwakili Wakasat Binmas Polrestabes Bandung Kompol Mulyaningsih, SH, KBO Binmas AKP Asep Surahman, Ustadz Gufron Hakim (Da’i Kamtibmas) dari MUI Kec. Kiaracondong dan moderator Ipda Diah.
Upaya menggelar FGD, menurut Kasat Binmas Polrestabes Bandung, melalui Wakasat Binmas Kompol Mulyaningsih, SH, guna mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Dalam kesempatan itu Kompol Mulyaningsih, memaparkan tentang kelompok Anarko. Kata ia, Anarko adalah sebuah kata yang mengacu kepada anarki atau anarkisme. Anarkisme sendiri yaitu suatu faham ideologi ataupun filosofi yang mempercayai bahwa segala bentuk negara, pemerintahan dengan kekuasaanya adalah lembaga-lembaga yang menumbuh suburkan penindasan terhadap kehidupan.
Oleh karena itu negara, pemerintahan beserta perangkatnya harus dihilangkan. Anarko berkembang pertama kali di negara eropa puncaknya menjelang ahir abad ke 19. Pada 18 maret 1871, kota paris diambil alih oleh pemerintah Komunis anarkis Paris Commune.
Wakasat, mewakili kasat binmas.
Faham radikalisme sangat membayakan bagi masyarakat. Untuk itulah perlunya bantuan berbagai elemen masyarakat untuk mengantisipasi masalah itu.
Hal itu seirama dengan Ustad Gufron Hakim yang menyatakan, keimanan dicampur adukan dengan kedholiman. Hal tersebut dapat menghancurkan tatanan kehidupan. Untuk itu jadilah polisi bagi diri sendiri. Jangan sampai terpengaruh Anarko, yang sudah jelas tidak mau diatur oleh pemerintah.
Sementara itu, KBO Binmas Polrestabes Babdung, AKP Asep Surahman memaparkan, keamanan dan kerawanan mengantisipasinya tugas bersama. Ciptakanlah kabah-kabah kecil pada diri kita, gunakanlah medsos dengan bijak.
Jangan terpengaruh berita hoax yang akan merugikan diri sendiri kita, serta masyarakat luas.
Pada ahir Focus Group Discustion, para peserta Tomas, Toga, Toda dan potensi masyarakat lainnya, siap membantu Polri mengantisipasi nyusupnya faham radikalisme dan Anarko.
(Bully Tarongkeng)