Bewarajabar.com – Belakangan ini, masyarakat Indonesia sempat dibuat panik dengan kabar kemunculan Covid-19 varian Omicron di Indonesia. Seperti diketahui, kasus virus Covid-19 varian Omicron pertama kali diumumkan oleh Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin beberapa waktu lalu.
Budi mengatakan bahwa virus Omicron telah menyerang salah satu pegawai pembersih di Wisma Atlet. Namun, ia juga menjelaskan bahwa pegawai tersebut tak memiliki riwayat bepergian ke luar negeri.
Maka dari itu, kasus Omicron pertama itupun sempat menjadi polemik dan menjadi perbincangan hangat di masyarakat. Meski varian Omicron tergolong sebagai virus Covid-19 yang terbaru, gejalanya disebut lebih ringan daripada varian lainnya.
Hal itu juga disampaikan oleh mantan Menteri Kesehatan (Menkes) Siti Fadilah. Ia mengatakan bahwa Omicron tidak berbahaya seperti yang diberitakan belakangan ini.
“Omicron itu kan karena mutasi dari sedikit protein tetapi strain-nya tetap yang lama, yang berubah sifatnya adalah yang ada di ujung protein itu,” ujar Siti Fadilah dikutip dari kanal YouTube Realita TV, Selasa, 21 Desember 2021.
Atas dasar itu, Siti pun mengatakan bahwa keberadaan Omicron ini terkesan seperti di dramatisir. Hal itu, ia sampaikan lantaran banyak informasi yang mengatakan bahwa Omicron termasuk ganas hingga menyebabkan kematian.
Namun, ia mengatakan bahwa hal itu tidaklah benar. Menurutnya, Omicron hanya sebagian kecil mutasi dari virus dan bahkan tak bisa dikategorikan sebagai virus.
“Nah kemudian didramatisasi gitu kayaknya, (sampai disebut) mati loh kena kalau kena omicron. Jadi ini bukan virus, baru hanya mutasi kecil saja, strainnya tetap,” ujarnya.
Selain itu, ia juga menjelaskan karakteristik virus dari tingkat keganasannya. Jika sebuah virus dengan gejala ganas yang tinggi akan sulit untuk menular. Sebaliknya, jika virus dengan gejala ganas rendah maka akan cepat dan mudah menular.
“Sifat virus memang begitu, kalau cepat menular seperti flu keganasannya rendah, tapi kalau semakin ganas dia semakin sulit menular,” pungkasnya.
Pernyataan dari Siti itupun sempat menjadi polemik di masyarakat. Tak sedikit yang beranggapan bahwa Omicron sengaja dimunculkan oleh pemerintah saat menjelang libur Natal dan Tahun Baru.
Hal itupun dibantah oleh Direktur Pencehagahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2PML), dr. Siti Tarmizi. Ia mengatakan bahwa pengungkapan kasus varian Omicron itu merupakan salah satu bentuk transparansi bagi masyarakat.
“Tidak lah, seperti yang disampaikan ke pak Menkes kan penemian Omicron walau pada orang yang tidak melakukan perjalanan dari luar negeri tetap ada, harus disampaikan sebagai transparansi informasi,” ungkapnya.