“Indikasi tindak kecurangan pasti ada. Semoga saja tidak terjadi pada tahun ini. Panitia harus verifikasi tiap tahap nya untuk menghindari adanya joki, perlu pengawasan ketat, mulai dari body check, tempat khusus penyimpanan barang berharga, penyesuaian kartu ujian dengan KTP.”
Bandung, Bewarajabar.com — Antusiasme para pelamar untuk menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN) Kota Bandung sangat tinggi. Hal itu tampak ketika Sekretaris Daerah Kota Bandung (Sekda), Ema Sumarna memonitoring Seleksi Kompetensi Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil (SKD) CPNS Formasi tahun 2019 di Graha Batununggal Indah, Komplek Batununggal Indah, Rabu (12/2/2020).
Saat monitoring, Ema memberikan arahan kepada para panitia untuk teliti memeriksa setiap tahap tes. “Saya hanya ingin memastikan kelancaran tenaga personil menjalankan tugasnya, mengecek semua sarana dan prasarana berjalan dengan baik, kebersihan dan kemanannya. Keinginan utama saya adalah kenyamanan para peserta agar tidak terganggu dan memberikan pelayanan yang terbaik dalam jalannya tes ini,” ujarnya
Ema berharap kepada para panitia untuk melihat secara detail dan berhati-hati pada tahap demi tahap terhadap peserta menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. “Indikasi tindak kecurangan pasti ada. Semoga saja tidak terjadi pada tahun ini. Panitia harus verifikasi tiap tahap nya untuk menghindari adanya joki, perlu pengawasan ketat, mulai dari body check, tempat khusus penyimpanan barang berharga, penyesuaian kartu ujian dengan KTP,” tuturnya.
Sementara Itu, Kepala Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan (BKPP) Kota Bandung, Yayan A. Brilyana menuturkan, pelaksanaan tes SKD hari pertama ini masih menghadapi banyak kendala
“Kendala pada hari pertama soal tata letak pada saat verifikasi dan area tunggu para peserta. Kami tidak duga sebelumnya, banyak yang kepanasan dan alur jalan yang tidak sederhana. Besok rencananya kita akan ubah layout ini agar peserta lebih nyaman,” ungkapnya.
Selain itu, Yayan mengungkapkan, para peserta yang mengikuti tes CPNS ini masih melakukan kesalahan. Apabila masih bisa diperbaiki maka diberikan toleransi.
“Kami masih banyak menemukan peserta yang salah kostum, sepatu yang tidak sesuai dan bagi wanita warna kerudung selain putih masih kita toleransi. Namun apabila kesalahannya fatal maka tidak bisa ikut ujian,” ungkapnya.*