Jakarta, Bewarajabar.com – Per Jumat (14/01/2022), Kemenkes RI kembali mencatat adanya penambahan pasien terjangkit Omicron sebanyak 66 kasus, terbagi dalam 33 kasus perjalanan Internasional dan 33 lainnya merupakan transmisi lokal. Dengan adanya penambahan kasus tersebut, tercatat jumlah kasus Omicron di Indonesia telah mencapai 572 kasus.
dr Siti Nadia Tarmizi selaku juru bicara vaksinasi Covid-19 Kemenkes, menyatakan bahwa tidak ada perbedaan karakteristik antara kasus luar negri dan kasus lokal tersebut. Kasus-kasus tersebut memiliki gejala yang ringan seperti batuk, pilek, demam dan bahkan ada pula yang tidak memiliki gejala.
“Hampir setengahnya atau sekitar 276 orang telah selesai menjalani isolasi, sedangkan sisanya 296 orang masih isolasi. Dari hasil pemantauan di lapangan, mayoritas gejalanya ringan dan tanpa gejala. Jadi belum butuh perawatan yang serius,” kata dr Nadia dikutip dari Detik.com, Sabtu (15/1/2022).
dr Nadia juga mengungkapkan penambahan kasus Omicron dalam beberapa waktu terakhir ini telah berimplikasi pada lonjakan kasus harian nasional. Bahkan, saat ini proporsi varian Omicron jauh lebih banyak dibandingkan varian Delta.
“Dari hasil monitoring yang dilakukan Kemenkes, kasus probable Omicron mulai naik sejak awal tahun 2022. Sebagian besar dari pelaku perjalanan luar negeri, hal ini turut berdampak pada kenaikan kasus harian COVID-19 di Indonesia,” tuturnya.
Sebagai upaya tindak lanjut, seluruh pasien wajib menjalani karantina kesehatan. Sekitar 339 orang menjalani karantina di RSDC Wisma Atlet, sementara sisanya dikarantina di RS yang sudah ditentukan oleh Satgas Penanganan COVID-19.
Ke depannya, Kementerian Kesehatan akan meningkatkan pelaksanaan 3T (Testing, Tracing dan Treatment). Terkait treatment, Kemenkes menjamin ketersediaan ruang isolasi terpusat maupun isolasi mandiri untuk kasus gejala ringan dan tanpa gejala. Sementara untuk gejala sedang dan berat, telah disiapkan RS dengan kapasitas tempat tidur yang mencukupi.
Sumber: detik.com