Bandung, BewaraJabar — Badan Meteorologi dan Klimatologi (BMKG) meminta warga Bandung Raya untuk mewaspadai bencana hidrometeorologi, yakni banjir dan longsor pada September hingga Oktober 2021.
Kepala BMKG Bandung Teguh Rahayu memprediksi musim hujan akan akan datang lebih awal dari biasanya pada tahun ini. Termasuk di wilayah Bandung Raya yang memasuki musim hujan lebih awal 1 hingga 2 dasarian.
“Bersamaan dengan hal tersebut, potensi bencana hidrometeorologi juga diprediksi akan meningkat untuk wilayah Jawa Barat, termasuk wilayah Bandung Raya,” ujar Rahayu.
Rahayu mengatakan, kondisi curah hujan musim peralihan (pancaroba) tahun 2021 diprediksi akan mengalami peningkatan dari kondisi normalnya, hal itu berbanding lurus dengan potensi terjadinya bencana hidrometeorologi di wilayah Bandung Raya.
“Bandung Raya berada di dalam Cekungan Bandung. Cekungan Bandung sendiri dikelilingi oleh banyak gunung-gunung dan bukit dengan elevasi mencapai lebih dari 2.000 m di atas muka laut. Kondisi demikian menyebabkan wilayah Bandung Raya memiliki potensi bencana hidrometeorologi terkait topografi seperti banjir dan tanah longsor. Selain itu masih ada potensi bencana lainya seperti hujan es dan angin kencang/puting beliung,” ujar Rahayu.
Prakiraan Awal dan Puncak Musim Hujan Bandung Raya
Musim hujan untuk wilayah Bandung Raya diprediksi akan dimulai pada awal Oktober 2021. Sedangkan puncak musim hujan diprediksi akan terjadi pada Januari 2022.
Sifat musim hujan wilayah Bandung Raya diprediksi bersifat Atas Normal (AN). Potensi peningkatan curah hujan yang terjadi diprediksi dapat mencapai antara 20 persen- 40 persen lebih tinggi dari kondisi normalnya.
Kondisi sifat hujan Atas Normal seperti demikian akan memicu peningkatan potensi kejadian bencana hidrometeorologi di wilayah Bandung Raya.
“Kondisi peningkatan potensi bencana tersebut diprediksi akan mulai terjadi sejak Dasarian II September hingga Puncak Musim Hujan di Januari 2022. Sebagaimana hasil prediksi yang telah dikeluarkan oleh BMKG, wilayah Bandung Raya akan memasuki musim peralihan (pancaroba) pada bulan September,” kata Teguh.
Ia mengatakan, pada dasarian I September, potensi jumlah hari hujan adalah 6 hari, dengan 20 persen peluang hujan yang terjadi adalah hujan lebat disertai dengan kilat dan angin kencang. Sehingga akan meningkatkan juga peluang kejadian bencana hidrometeorologi seperti banjir dan longsor di wilayah-wilayah dengan topografi yang mendukung untuk terjadinya bencana-bencana tersebut.
“Masyarakat dihimbau untuk mewaspadai terjadinya bencana hidrometeorologi mulai bulan September (pancaroba) hingga masuk pada musim hujan pada bulan Oktober. Bagi masyarakat yang tinggal di wilayah perbukitan, sekitar DAS Citarum, dan bahkan perkotaan diharap meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi kejadian banjir, tanah longsor, hujan es, dan angin kencang/puting beliung,” tutur Rahayu.
Selain terkait kebencanaan, BMKG Bandung juga mengimbau agar warga bisa melakukan manajemen air yang baik dengan menambah luas tanam, panen hujan atau mengisi waduk dan badan air lainnya untuk menghadapi periode musim kemarau tahun depan.