BANDUNG, BEWARAJABAR.COM — Kota Bandung dikenal sebagai salah satu destinasi wisata unggulan di tingkat Provinsi (Jawa Barat), nasional, bahkan internasional. Perkembangan pariwisata Kota Bandung ditopang oleh ketersediaan dan variasi produk wisata perkotaan dalam bentuk berbagai fitur kota, baik elemen primer maupun sekunder, termasuk pengetahuan, sejarah, budaya, heritage, kuliner, belanja, dan lain sebagainya. Sejalan dengan fungsi Bandung sebagai ibukota provinsi Jawa Barat dan kota jasa, produk pariwisata MICE (Meeting, lncentive, Conference, Exhibition), serta wisata berbasis pendidikan (knowlwdge-based tourism) juga menjadi unggulan utama.
Dalam hal ini kementerian pariwisata mendorong kota Bandung dalam desain strategi dan rencana aksi (DSRA) Wisata Kuliner dan Belanja (Wiskulja) yang akan diterapkan di kota Bandung. Hal tersebut dikatakan Asisten Deputi Pengembangan Pariwisata, Kementrian Pariwisata, Dr. Wawan Gunawan di Hotel Grand Tjokro, Cihampelas Bandung, Selasa (26/11/2019).
Menurutnya, Kota Bandung mempunyai potensi yang bagus dalam pengembangan Wiskulja dan menginginkan Bandros (Bandung Tours on Bus) menjadi transmoda yang nantinya akan di branding sedemikian rupa agar lebih menarik lagi.
“Nantinya Bandros akan berhenti di setiap destinasi Wiskulja, sehingga para wisatawan yang dari luar kota Bandung akan tahu dimana saja titik wisata kuliner dan belanja yang ada di kota Bandung,” katanya.
Ditambahkannnya, dalam hal ini juga, tak hanya Disbudpar saja yang akan terlibat dalam pengembangan Wiskulja sendiri tetapi akan melibatkan Dinas dan perangkat Daerah lain.
“Sebagai salasatu contoh, Bandros bukan milik Disbudpar akan tetapi nantinya Dinas Perhubungan akan memberikan peran dalam Wiskulja, dan Disbudpar yang akan menentukan titik atau spot mana saja yang akan dijadikan ikon Wiskulja di Kota Bandung,” pungkasnya.
Ditempat yang sama, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Kadisbudpar) Kota Bandung, Dewi Kaniasari mengatakan, Wiskulja sendiri DSRA-nya sudah sejak tahun 2018 yang disusun oleh Kementerian Pariwisata.
“Justru kami sekarang dari kota Bandung menunggu eksekusinya, rencananya tahun 2020. Tadi pembagian tugasnya juga saya minta disinergikan dengan platform kita, salasatunya itu Bandung sebagai Destinasi wisata yang ramah terhadap travelers,” ucap Kenny sapaan akrab Kadisbudpar
Kenny menegaskan, pihaknya meminta ada beberapa yang di upgrade dan harus disesuaikan dengan perkembangan di kota Bandung sekarang. “Saya sampaikan bahan informasi mengenai inventarisasi data kuliner tradisional, perkembangan secara regulasinya seperti apa dan lain sebagainya. tolong disinergikan, disesuaikan, diselaraskan oleh pihak Kementerian Pariwisata supaya lebih upgrade lagi datanya,” ujarnya.
Khusus untuk Wiskulja, tahun 2020 mendatang Disbudpar mengusulkan untuk fokus ke wilayah Cibeunying, dan disekitaran Braga. “Wilayah Cibeunying titik-titiknya banyak sekali, luas sekali, itu yang ingin kami ini di dukung oleh kementerian pariwisata khusus untuk Wiskulja,” tegasnya.
Kadisbudpar berharap, lokomotif pengembangan destinasi kampung wisata yang sempat dibuat prototifenya di braga, setelah itu harus terus berkembang, didalamnya tidak hanya pengembangan kampung wisata tapi juga didukung oleh kearifan lokalnya, baik kebudayaan maupun prodak ekrafnya.
“Intinya harus diselaraskan, juga dengan target-target dinas sendiri dan juga target-target rencana jangka menengahnya kota Bandung juga khususnya di sektor kepariwisataan, pungkas Kenny. (AD)