Bewarajabar | Jakarta – Tepat pada 14 Oktober 2022 ini, Titipku merayakan ulang tahunnya yang ke-6. Pada peringatan ulang tahun ini, Titipku ingin memperkuat lagi misi Titipku dalam membangun ekosistem digital yang baik untuk pasar tradisional, lewat kehadiran aplikasi dan lewat business model B2B2C.
“Mempersiapkan ekosistem digital perlu diawali dengan menciptakan wadah atau aplikasinya. Saat ini Titipku memiliki tiga aplikasi. Tiga aplikasi yang Titipku miliki adalah aplikasi untuk pembeli, aplikasi untuk pedagang pasar yang bernama Titipku Lapak, dan aplikasi untuk para personal shopper yang kami sebut sebagai Jatiper,” ungkap Chief Executive Officer Titipku, Henri Suhardja.
“Titipku berperan untuk mengantarkan produk di pasar menuju end customer. Dengan adanya aplikasi ini, para pedagang pasar tidak perlu lagi menunggu pembeli yang datang langsung ke lapak, melainkan bisa melakukan transaksi dari jauh. Dengan masuk ke platform digital juga, ada kemungkinan pedagang ini lebih dikenal oleh banyak calon pelanggan baru,” tambah Pria yang akrab disapa Henri.
“Ekosistem digital yang ingin dibangun Titipku ini juga membuat kami berkomitmen pada model bisnis B2B2C atau business to business to customer. Jadi melalui Titipku ini, kita tidak hanya memenuhi kebutuhan rumah para pelanggan lewat sistem belanja dari rumah, melainkan juga kita berusaha memenuhi kebutuhan para pedagang, baik kebutuhan terkait pasokan barang dagangan maupun kebutuhan terkait modal usaha,” ungkap Henri.
Perkembangan Titipku
Henri menceritakan bahwa awal bisnis Titipku dimulai dari layanan B2C atau business to customer, yang dalam perkembangannya mulai berkembang ke B2B juga.
“Perkembangan usaha Titipku dimulai dari layanan B2C dahulu. Rupanya, dari model bisnis ini, hasil yang kami dapat sangatlah signifikan, di mana dalam waktu singkat Titipku bisa hadir di sekitar 150 pasar dan 10.000 pedagang di wilayah Jabodetabek. Selama kurang lebih 2 tahun juga Titipku sudah bisa mendapatkan sekitar 50.000 loyal customer,” ungkap Henri.
Dengan adanya banyak partner pedagang pasar ini, Titipku kemudian mensurvei para pedagang. Rupanya para pedagang ini membutuhkan dua lini bantuan. Pertama adalah bantuan soal pasokan atau stock barang dagangan mereka. Kedua, adalah bantuan modal usaha mereka.
“Dari informasi tersebut, saya melihat bahwa dalam rangka menciptakan ekosistem digital yang baik untuk pedagang pasar, layanan yang diberikan haruslah end-to-end, dari hulu ke hilir. Kita tidak hanya saja membantu di sisi hilir terkait transaksi ke pelanggan jika di hulunya, pasokan barang dagangan macet. Melihat peluang ini akhirnya Titipku melebarkan sayap usaha untuk membantu menyediakan pasokan barang dagangan dan modal usaha para pedagang pasar. Pelaksanaan model bisnis B2B ini dijalankan tepat sebulan sebelum ulang tahun ke-6 Titipku,” tambah Henri.
Skema Bisnis
Untuk skema pasokan barang dagangan, Titipku menjual supply product ke pedagang pasar. Sales titipku akan menawarkan produk ke pedagang-pedagang pasar yg kita sasar. Ketika ada pedagang yang memesan, Titipku akan mengantarkan produk pesanannya sesuai kesepakatan jam pengiriman. Sampai saat ini, barang yang Titipku pasok adalah berbagai macam produk sayuran.
Biaya ongkir sayuran untuk program B2B ini tidak ada. Biaya pengantaran ini bisa ditekan karena pengantaran dilakukan secara serentak. Misal ada 10 pedagang di satu pasar pesan lewat Titipku, Titipku akan mengantar pesanan mereka secara bersamaan, sehingga bisa lebih hemat.
“Titipku masih membatasi transaksi B2B di beberapa pasar dahulu supaya di tahap awal ini, kami bisa mengontrol bagaimana pelaksanaannya dan jika ada masalah di awal, Titipku bisa segera menyelesaikannya dengan cepat. Intinya di awal kita perlu mengontrol supaya berjalan dengan baik,” ungkap Henri.
Sementara, untuk layanan modal usaha, Titipku bekerja sama dengan Nobu Bank untuk program Kredit Usaha Rakyat atau KUR kepada pedagang pasar. KUR ini bisa digunakan untuk modal berjualan para pedagang di pasar.
Kepercayaan Investor dan Kedepannya
Adanya ekspansi bisnis yang dilakukan Titipku ini tak lepas dari adanya kepercayaan para investor yang masih ingin melihat bagaimana ekosistem pasar digital ini tercipta.
“Sampai hari ini Titipku bersyukur bahwa masih ada investor yang terus mendukung Titipku dalam menciptakan ekosistem digital yang baik untuk pedagang pasar. Kepercayaan investor ini juga yang membuat Titipku berani untuk melebarkan sayap usaha ke model bisnis B2B juga,” ungkap Henri.
“Tentunya, untuk membalas kepercayaan mereka, Titipku akan bekerja semaksimal mungkin untuk membuktikan bahwa model bisnis B2B2C ini profitable dan di garis akhir nanti, Titipku bisa menunjukkan berhasil menjadi perusahaan online grocery yang sustainable dan bisa hidup dari keuntungan yang dihasilkan lewat model B2B2C ini,” pungkas Henri.