Bandung, Bewarajabar.com — Proses perjuangan rakyat Indonesia dalam meraih dan mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia amatlah panjang.
Segala bentuk perjuangan mulai dari pertempuran, penyerbuan markas-markas musuh, pelucutan senjata hingga jalur diplomasi damai pun telah dikerahkan mati-matian oleh para pahlawan.
Demi kepentingan bangsa, nyawa dan segala bentuk pengorbanan pun rela diberikan oleh mereka secara cuma-cuma, tanpa pamrih.
Tak terlupakan dalam memori pedih bangsa, peristiwa Bandung Lautan Api menjadi cermin bentuk perjuangan sesungguhnya rakyat Indonesia.
Dari peristiwa ini terbukti jelas bahwa perjuangan perebutan dan pemertahanan kemerdekaan RI tak hanya dilakukan oleh para tentara dan barisan bersenjata.
Rakyat turut aktif secara langsung dalam upaya perjuangan.
Rakyat sangat paham bahwa perdamaian takkan dapat diraih tanpa adanya persatuan dan pengorbanan yang utuh.
Untuk memperingati dan menjaga semangat persatuan, maka dibangunlah monumen Bandung Lautan Api.
Untuk mengenang kejadian itu maka dibangunlah Monumen Bandung Lautan Api. Monumen ini terletak di Lapangan Tegallega.
Monumen ini dirancang oleh Sunaryo, seniman kontemporer sekaligus mantan dosen seni rupa Institut Teknologi Bandung.
Saat itu ia memenangkan sayembara untuk merancang monumen Bandung Lautan APi pada tahun 1984.
Monumen Bandung Lautan Api memiliki ketinggian 45 meter. Monumen ini memiliki sisi sebanyak 9 bidang.
Di puncaknya sengaja dibuat bara api yang mengarah ke atas.
Monumen itu berwarna kuning keemasan layaknya api yang menyala.
Saat ini, menurut Kepala UPT Taman Tegalega Bandung, Oding Mulyana menyampaikan kondisi eksisting Taman Tegalega masih aman.
“Kondisi eksisting aman. Jika ada sedikit kerusakan, kita perbaiki,”tuturnya kepada tim HumasBdg.
Sampai saat ini juga, Taman Tegalega masih ditutup. Selama penutupan dilakukan, pihak pengelola sekaligus melakukan pemeliharaan beberapa fasilitas publik yang mengalami kerusakan.