Salah satu keterlibatan Wakil Ketua DPR Samsudin Azis, termasuk, salah satu penyidik Polri berpangkat AKP Robinson yang terlibat dalam kasus Korupsi Walikota Tanjung Balai Sumut M. Syahrial dan melibatkan Wakil Ketua DPR Azis Samsudin, juga seorang penyidik KPK AKP. Stepanus Robin Patujju dan saat ditahan KPK.
Kontrovensi
Setelah lepas kepimpinan dari Taufiqurahman Ruki, KPK sering bergesekan dan berbenturan dengan Polri. Sebut saja ketika pemimpin Antasari Azhar muncul sebutan Cecak dan Buaya, KPK dibaratkan Cecak, sementara Polri disebut Buaya. Bahasa tersebut muncul ketika Kabareskrim dijabat oleh Susno Duadji. Permasalahan diawali dari penangan kasus suap Gayus Tambunan, semula ditangani oleh Polri kemudian diambil alih oleh KPK, dan konflik ini sampai KPK dipimpin oleh Bibit Samad Riyadi, seorang Purnawirawan Jenderal dari Polri.
Sampai akhirnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, turun tangan dan konflik dinyatakan selesai. Kemudian ketika KPK dipimpin oleh Abraham Samad dan Wakil Ketua Bambang Widjanarko, disini gaya kepemimpinannya yang paling berbeda dengan yang lain, dimana para aktivis LSM bisa duduk- duduk dengan santai di KPK dan penggiat antikorupsi lebih dominan, berada di KPK.
Berdasarkan informasi, Ketua KPK telah membuat jaringan kerja (Network) dengan Koalisi Masyarakat Sipil ICW, Komnas Ham. Aktivis Mahasiswa seluruh Indonesia, YBHLI dan LSM lainnya,. Dan memasuki, tahun 2021, muncul kembali konflik di KPK yang dilatarbelakangi ketidak lulusan 75 orang pegawai KPK dalam Tes Wawasan Kebangsaan (TWK), muncullah tuduhan- tuduhan, yang dialamatkan kepada Ketua KPK Firli Bahuri dan disebut- sebut sebagai aktor dari tidak lulusnya 75 orang pegawai KPK, dan salah satunya yang viral, adalah Novel Baswedan.