Jakarta, bewarajabar.com – Sudah menjadi tradisi dan kebiasaan Produser dan Sutradara Film Indonesia, jika seorang aktris mempertimbangkan keberhasilan memainkan peran. Selanjutnya si aktris akan dicecar peran antagonis terus atau berlawanan. Agar tidak menjadi stereotip,
seorang aktris harus berjuang menolak. Jika peran yang disodorkan selalu monoton. Diharapkan itu dilakukan Putri Ayudya.
“Saya akan menolak peran yang disodorkan pada saya diterima monoton. Dan seorang aktris harus menentang, jika memang kepengin maju, ”ujar Putri Ayudya usai film nobar“ Ratu Ilmu Hitam ”di bioskop XXI Epicentrum Kuningan, Jakarta Selatan. Senin (4/11/19).
Apalagi Putri Ayudya sudah membuktikan kualitas permainannya. Dengan diganjar Piala Citra pada Festival FIlm Indonesia 2018 lewat film “Kafir”.
Meski beberapa kali utama film horor, namun peran yang Putri lakukan berbeda.
“Setiap peran yang saya mainkan, pasti berbeda. Karena saya nggak mau ditangkap di satu peran saja, ”tegas Putri.
Agar peran yang disodorkan oleh Sutradara maupun Produser selalu berbeda. Putri berusaha tampil maksimal, jadi kompilasi ia menentang peran yang ditawarkan oleh sang produser. Tentunya Produser itu akan memahaminya.
“Jika kita menunjukkan kualitas kompilasi berakting. Juga jelasin kalau kita nggak terjebak di satu peran. Pasti orang juga akan memahaminya, ”pungkas Putri Ayudya.