Bandung, bewarajabar.com — Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil menyerahkan beasiswa program Jabar Future Leader Scholarship (JFLS) Tahun 2020 dan penghargaan Mini Project Terbaik Tahun 2020 kepada perwakilan mahasiswa di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Kamis (8/10/20).
Totalnya, sebanyak 1.327 mahasiswa menerima beasiswa pada JFSL 2020. Sementara dari 12 nominasi lomba Mini Project yang diselenggarakan pada 2019, terpilih 3 Mini Project Terbaik untuk mendapatkan program pendampingan JFSL 2020.
Dalam arahannya, Ridwan Kamil berpesan kepada para penerima beasiswa agar menggunakan beasiswa tersebut untuk menyebarkan kebermanfaatan ilmunya bagi masyarakat luas.
Pasalnya, menurut Kang Emil, dari tiga tahapan, tingkat manusia paling mulia –juga sesuai ajaran agama Islam– adalah manusia yang memberikan manfaat.
“Tahap pertama adalah tidak menyusahkan. Kedua, menjadi manusia yang menyenangkan dan kehadirannya dirindukan. Dan yang tertinggi atau ketiga adalah menjadi manusia yang bermanfaat. Manusia yang paling mulia adalah manusia yang memberikan manfaat sebesar-besarnya untuk masyarakat,” kata Kang Emil.
Bagi mahasiswa, Kang Emil menegaskan bahwa mereka harus menuntut ilmu dan menyelesaikan kuliah dengan sungguh-sungguh agar bisa memberikan manfaat bagi orang lain.
“Sebelum Anda memberikan manfaat (bagi orang lain), Anda harus selesai dulu dengan urusan diri sendiri. Salah satunya sekolah yang betul. Jangan sampai Anda menghabiskan waktu dengan sia-sia,” tuturnya.
Pun agar bermanfaat bagi masyarakat, Kang Emil mengatakan kita perlu menjadi orang yang bisa menganalisis situasi. Caranya, dengan rajin berinteraksi di masyarakat.
“Jadi, kalau mau menemukan masalah, kita harus turun ke masyarakat. Setelah itu dengan intelektualitas, kita merumuskan apa solusi-solusi untuk masalah yang kita temukan,” ucap Kang Emil.
Selain itu, Kang Emil pun berujar bahwa kepintaran saja tidak dalam kehidupan. Menurutnya, manusia perlu memiliki empat nilai utama, yakni Physical Quotient (PQ), Intelegency Quotient (IQ), Emotional Quotient (EQ), dan Spiritual Quotient (SQ).
Ia pun berharap generasi muda saat ini bisa memiliki ilmu dan akhlak yang baik agar siap menuju Indonesia Emas di 2045.
Adapun Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jabar melalui Dinas Pendidikan (Disdik) Jabar menganggarkan Rp29 miliar untuk program JFLS 2020 dan bekerja sama dengan 109 perguruan tinggi di Jabar. Untuk tahun ini, total pendaftar mencapai 30.211 orang.
Kang Emil pun meminta Disdik Jabar untuk meningkatkan anggaran beasiswa JFLS tahun depan sehingga penerima beasiswa akan bertambah, termasuk menambah kriteria penerima agar warga Jabar yang menempuh pendidikan tinggi di luar Jabar bisa menerima beasiswa.
“Angka beasiswa Rp29 miliar terlalu kecil, setiap tahun harus dinaikkan, kalau bisa di tahun depan perjuangkan dua kalinya, sehingga yang menerima manfaat bisa lebih banyak. Uang rakyat kembali ke rakyat,” kata Kang Emil.
Sementara itu, Sekretaris Disdik Jabar Wahyu Mijaya dalam laporannya mengatakan, JFLS merupakan program bantuan biaya perguruan tinggi yang diberikan Pemda Provinsi Jabar kepada masyarakat Jabar yang sedang menempuh pendidikan tinggi dan berprestasi baik di bidang akademik maupun nonakademik.
Rinciannya, kategori akademik diberikan untuk jenjang S1 Penuh (masa belajar 4 tahun), S2 Bantuan Biaya Pendidikan (2 tahun), S3 Bantuan Biaya Pendidikan (4 tahun), D3 Penuh PSDKU (3 tahun), D3 Percepatan Akses (1 tahun), dan D3/S1 Percepatan Akses (1 tahun).
Kategori nonakademik diberikan untuk jenjang S1 Prestasi Keagamaan (masa belajar 1 tahun), S1 Prestasi Olahraga (1 tahun), S1 Prestasi Seni dan Budaya (1 tahun), serta S1 Prestasi Aktivis (1 tahun).
Sementara melalui lomba Mini Project, Wahyu berujar, pihaknya berupaya mendorong kepekaan mahasiswa sehingga mampu memberikan solusi terhadap permasalahan di masyarakat.
Lomba Mini Project pada 2019 ini diikuti oleh 594 mahasiswa yang terdiri dari 62 kelompok dan telah melahirkan 60 ide cemerlang. Dari jumlah tersebut, terdapat 12 nominasi dan tiga di antaranya terpilih menjadi Mini Project Terbaik untuk mendapatkan program pendampingan.
“Pendampingan bertujuan untuk menanamkan soft skill dalam memaksimalkan potensi diri dan menumbuhkan kepekaan terhadap masalah di sekitar dan tergerak untuk memberikan solusi sebagai penanaman nilai leadership dan entrepreneurship,” ucap Wahyu.
Tiga Mini Project Terbaik penerima program pendampingan adalah Kelompok 12 UPI (Terbaik I) dengan mini project “X-Portable”, Kelompok 1 ITB (Terbaik II) dengan mini project “Antre Yuk”, serta Kelompok 10 UPI (Terbaik III) dengan mini project bertajuk Edupatent.
Mahasiswi Program Studi Pendidikan Ekonomi UPI, Tiara Hasna Alfiansyah, mengaku bersyukur bisa terpilih sebagai penerima program JFLS 2020. Tiara berujar bahwa dirinya mendaftarkan diri dalam program JFSL karena tidak ingin memberatkan orang tuanya untuk membiaya kuliah.
“Saya mendaftar ke JFLS untuk menempuh pendidikan tinggi tanpa memberatkan orang tua saya. Saya sangat bersyukur dan berterima kasih kepada bapak dan ibu dan telah memberikan kepercayaan juga kepada saya untuk menerima beasiswa ini,” ujar Tiara.
“Dan saya berjanji akan memberikan kontribusi terbaik saya setelah lulus nanti kepada Jawa Barat dan Indonesia untuk menciptakan inovasi-inovasi dalam berbagai metode pembelajaran untuk menciptakan generasi baru yang lebih baik lagi,” katanya.