Bandung, BewaraJabar — Badan Perencanaan, Penelitian dan Pengembangan (Bappelitbang) Kota Bandung tengah menyiapkan sejumlah rencana agar kawasan Bandung Timur bisa memberikan manfaat bagi warga.
Oleh karenanya, Bappelitbang berharap Pemerintah Pusat, Pemerintah Provisi Jawa Barat dan Pemerintah Kota Bandung bisa bersinergi.
“Harapan kami pemerintah pusat, provinsi maupun pemerintah Kota Bandung bersinergi mampu melaksanakan singkronisasi kolaborasi dalam perencanaan dan penganggaran. Sehingga apa yang kita harapkan bisa terpenuhi karena kepentingan semua masyarakat,” tutur Kepala Bappelitbang Kota Bandung, Anton Sunarwibowo pada kegiatan Bandung Menjawab Via Google Meet, Kamis 9 September 2021.
Menurut Anton, salah satunya pembangunan infrastruktur di kawasan Bandung Timur terkait kereta cepat Jakarta-Bandung. Apalagi, kereta cepat direncanakan bakal diujicobakan pada 2022 mendatang.
“Sehingga segala infrastruktur yang terkait dengan konektifitas sedang menjadi garapan bersama. Pada saatnya nanti terwujud, sudah memiliki infrastruktur yang baik untuk memberikan koneksi dari Tegaluar ke Kota Bandung,” beber Anton.
Menurutnya, selain pengambangan infrastruktur di kawasan itu, Anton mengaku pengambangan lingkungan perlu dilakukan.
“Misalnya DPU (Dinas Pekerjaan Umum) mengembangkan Seke untuk penghijauan dan konserfasi air dari DLHK (dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan). Prinsipnya pada saat pengembangan infrastruktur manfaatnya tidak hanya dinas itu saja, tetapi kolaborasi dinas lain sehingga manfaatnya luas dan menyerap sebanyak mungkin tenaga kerja dan kontribusi masyarakat,” ungkap Anton.
Ia mengatakan, pembangunan kawasan Bandung Timur menjadi peluang yang harus dicermati dengan baik. Karena pemanfaatan kawasan tersebut cukup banyak untuk menghasilkan ekonomi bagi masyarakat.
“Kita dorong DKPP (Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian) untuk mengembangkan urban farming,” ujarnya.
“Disdagin (Dinas Perdagangan dan Perindustrian) dan Dinas KUMKM (Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah) mencoba mafaatkan. Kalau terbuka akses Tegaluar, ini bisa mengembangkan pusat UKM perdagangan skala kecil,” tuturnya.
Dengan konsep tersebut, menurut Anton akan menjadi pemicu untuk pengembangan aktivitas ekonomi.
“Harapanya menjadi pemicu pengembangan aktifitas ekonomi. Apalagi kalau usulkan untuk manfaatkan konektifitas pembukaan akses tol KM 149. Ini akan membuka mengembangkan wilayah Ujungberung, Cibiru sebagai tujuan wisata baru,” ujarnya.