Kab. Bandung Barat, BewaraJabar.com — Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi menjelaskan penyebab hembusan gas setinggi 100 meter di kawasan Tangkuban Perahu.
Hal itu terkait dengan laporan adanya pengeluaran asap gas di Kawah Ratu pada Sabtu 12 Februari 2022 siang.
Dilansir dari akun Instagram @Prfmnews, menurut Kepala Badan Geologi, Eko Budi Lelono, hembusan gas yang terjadi diduga akibat adanya air bawah permukaan atau air yang meresap ke bawah permukaan, yang terpanaskan oleh batuan panas di bagian dangkal dibawah permukaan kawah dan membentuk akumulasi uap air (steam) bertekanan tinggi.
“Sehingga terjadi over pressure dan keluar melalui rekahan sebagai zona lemah, berupa hembusan yang cukup kuat,” kata Eko dalam keterangan resminya.
Ia menjelaskan, hembusan berwarna putih mengindikasikan di dominasi oleh uap air. Dinamika aktivitas vulkanik di dekat permukaan seperti ini dapat terjadi karena adanya perubahan kesetimbangan energi yang berasal faktor internal maupun eksternal.
Faktor internal berasal dari tekanan uap magma yang naik dari kedalaman. Sedangkan faktor eksternal dapat berasal dari curah hujan dan tingkat evaporasi/penguapan.
Terkait kegempaan Gunung Tangkuban Parahu, Eko menyebutkan dari hasil pengamatan, tidak menunjukkan adanya pola kenaikan.
Pengamatan deformasi dengan menggunakan EDM (Electronic Distance
Measurement) tidak menunjukkan adanya gejala inflasi pada tubuh gunung api.
Namun ia mengingatkan, potensi bahaya gunung Tangkuban Perahu masih tetap ada yakni erupsi freatik yang bersifat tiba-tiba tanpa didahului gejala peningkatan aktivitas vulkanik yang jelas.