Bandung, BewaraJabar — Demi terus mendukung langkah pemerintah melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di Kota Bandung. Forum Bandung Sehat (FBS) mendukung akselerasi vaksinasi Covid-19, terutama untuk usia 12 – 17. Sehingga para remaja tersebut bisa menjadi semacam “border” yang memungkinkan pelaksanaan PTM Kota Bandung.
Ketua FBS, Siti Muntamah mengungkapkan, pihaknya telah membantu memfasilitasi pelaksanaan vaksinasi sebanyak 2.000 orang untuk usia 12 -17 tahun.
“FBS sudah memfasilitasi dua kali. Jadi sekitar 4.000 vaksin untuk 2.000 penerima manfaat yang dilakukan di Gedung PKK dan Sport Jabar, bekerja sama dengan pihak-pihak lain,” katanya di Pendopo Kota Bandung, Senin 23 Agustus 2021.
Siti pun mengaku pada gelaran vaksin pertama, mengadvokasi langsung ke Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Pasalnya saat itu Kota Bandung belum mendapatkan jatah vaksin remaja.
“Karena dalam rangka Hari Anak, saya minta untuk diberikan 1.000 dan alhamdulillah diberikan. Artinya ketika hari ini Kota Bandung sudah mendapatkan vaksin untuk anak, insyaallah bisa bekerja sama dengan sekolah dan pihak-pihak lain,” ucapnya.
Ia berharap, jika para remaja sudah tervaksinasi, artinya mereka juga menjadi pembatas. Sehingga bisa dimungkinkan PTM dilaksanakan.
“Akselerasi ini yang penting vaksinnya ada, karena terbatas, saya tanya ke Dinkes dan Provinsi. Jawa Barat itu angkanya masih terlalu kecil. Dari 48 juta penduduk baru sekitar 6 juta yang divaksin, penyumbang terbesarnya Kota Bandung yang sudah hampir 1 juta,” katanya.
Kendati demikian, Siti menyampaikan masyarakat harus terus diedukasi terkait vaksinasi Covid-19, karena masih banyak yang belum bisa menerima penggunaan vaksin ini.
“Itu kita sosialisasikan terus menerus. Karena hoaks yang beredar banyak macam macam. Kita bertanggung jawab untuk memberikan edukasi dan salah satunya adalah Forum Bandung Sehat ini,” ucapnya.
Siti menambahkan, beberapa bagian-bagian dari masyarakat yang menjadi minoritas pun sudah mulai diedukasi dan divaksin. Bahkan saat pelaksanaan vaksinasi didatangkan dokter ahli atau spesialis.
“Secara khusus kita pun hadirkan dokter spesialis, onkologi kalau misalnya kanker, spesialis tumbuh kembang anak untuk disabilitas pada saat vaksin itu,” imbuhnya.