Bewarajabar | Bandung – Nasib nahas menimpa pelajar SD kelas V di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, yang menjadi korban bullying teman-temannya.
Pelajar tersebut meninggal dunia pada Minggu (18/7/2022), karena depresi setelah menjadi korban perundungan usai dipaksa teman-temannya menyetubuhi seekor kucing.
Tragisnya, aksi itu justru direkam para pelaku hingga videonya pun tersebar luas.
Ternyata, korban tak hanya dipaksa untuk melakukan aksi tak senonoh tersebut. Kepada ibunya, korban mengaku sering dipukuli teman-temannya saat main bersama.
Kasus meninggalnya pelajar SD kelas V di Kabupaten Tasikmalaya yang depresi karena bullying, kini sudah dalam proses penanganan kepolisian.
Nyatanya, di sisi lain, DPRD Jabar juga tengah meminta pihak sekolah untuk tidak lepas tangan dan harus turut bertanggung jawab.
Wakil Ketua DPRD Jabar, Ineu Purwadewi Sundari mengatakan, persoalan kasus perundungan ini menjadi tanggung jawab sekolah dan orangtua.
Sehingga, dia meminta sekolah terutama para guru bisa turut memberikan pengawalan kasus ini.
“Saya pribadi prihatin dan sangat menyesalkan adanya kejadian yang tidak etis ini. Ini tentunya jadi tugas bersama orangtua dan juga sekolah. Peran guru BP juga harus muncul untuk konseling,” ujar Ineu, Sabtu (23/7/2022).
Berdasarkan Informasi yang didapatkannya, Ine menjelaskan, perundungan yang dilakukan oleh teman-teman korban merupakan tindakan yang kejam.
Bagaimana tidak, korban diminta melakukan sesuatu yang tidak manusiawi, yakni berhubungan badan dengan seekor kucing, dan divideokan kemudian disebarkan ke media sosial.
Baca Juga: Gelar Reses III, Ineu Purwadewi Sundari Tampung Aspirasi Warga Kaduluwung Situraja
“Kasus bully ini sangat memprihatinkan dan saya sangat menyesalkan ada kejadian atau kasus bully yang tidak etis ini. Ini tentunya jadi tugas bersama orangtua dan juga sekolah. Peran guru BP juga harus muncul untuk konseling,” katanya.
Selain itu, Ineu meminta instansi terkait di Kabupaten Tasikmalaya dan Pemprov Jabar harus turun tangan langsung memberikan pendampingan dan memantau kasus ini dengan baik dan sesuai prosedur.
“Kami berharap kasus bullying di kalangan anak-anak, di lingkungan sekolah atau kasus serupa tidak terjadi lagi,” kata dia.